Kisah Imam Syafi’i yang Tertawa Saat Dihujat Orang Munafik

Ilustrasi
Ilustrasi Imam Syafi'i. Foto: Getty Images

Imam Syafi’i, mufti besar Sunni pendiri mazhab Syafi’i, pernah dihina dan dicaci orang munafik. Namun, ulama kelahiran Ashkelon, Gaza, Palestina, tahun 150 Hijariah atau 767 Masehi, itu malah memilih santai dan tertawa.

Kisah ini diungkap KH Bahauddin Nursalim atau Gus Baha, ulama asal Rembang, Jawa Tengah, dalam sebuah pengajian.

Seperti dikutip Line1.News dari akun YouTube Sahabat Ariz, Rabu, 5 Februari 2025, Gus Baha menceritakan suatu ketika Imam Syafi’i dihujat seseorang.

Baca juga: Gus Baha Ungkap Sikap Nabi Musa yang belum Siap Kalah dari Nabi Muhammad

Orang tersebut, kata Gus Baha, perangainya baik sekali di depan Imam Syafi’i. Saat bertemu Imam Syafi’i, orang itu juga sangat hormat dan mencium tangan ulama tersebut.

“Padahal orangnya munafik. Setelah keluar dari [rumah] Imam Syafi’i, dia memaki-maki Imam Syafi’i,” ujar Gus Baha.

Suatu saat, ada muridnya memberitahukan hal itu kepada Imam Syafi’i. “Orang yang di depan Anda memuji-muji, di luar memaki-maki Anda. Terus Imam Syafi’i ketawa, senangnya bukan main. Alhamdulillah…,” ujar Gus Baha.

Baca juga: Gus Baha: Israel Tidak Hebat, Palestina Saja Tak Bisa Dikalahkan

Melihat Imam Syafi’i malah senang, muridnya merasa heran. “Ini dikasih tahu, Alhamdulillah. Kenapa ya Imam Syafi’i?”

Imam Syafi’i menjawab, “berarti saya orang yang berwibawa. Di depan saya dia tidak berani.”

Muridnya, kata Gus Baha, kembali bertanya kepada Imam Syafi’i. “Tapi itu ‘kan berbahaya bagi Anda karena di luar [orang itu] memfitnah (kritik) Anda.”

Namun, menurut Imam Syafi’i, fitnah manusia tidaklah berbahaya. “Yang kritiknya bahaya hanya Allah ta’ala, yang lainnya gak bahaya, karena [manusia] ini makhluk, dhaif, gak penting,” ujar Gus Baha menyebut pernyataan Imam Syafi’i.

Baca juga: Gus Baha di Ngaji Bareng UII: Saya Termasuk Gus yang Asli

Lantas, Gus Baha menambahkan, orang yang tersiksa ketika dikritik orang lain karena menganggap makhluk itu penting.

Di sesi pengajian lainnya di Kampus Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Gus Baha juga pernah mengulang kisah Imam Syafi’i yang menganggap enteng hinaan.

Saat itu, Gus Baha mengatakan suatu konflik dimulai dari tersinggung. “Saya punya sekian khazanah tentang mengelola tersinggung,” ujarnya. Salah satunya, kisah Imam Syafi’i itu.

Setelah menceritakan kisah tersebut, Gus Baha pun sambil berseloroh mengatakan kepada Rektor UII jika nanti dihujat atau dihina orang, agar mengikuti apa yang dilakukan Imam Syafi’i.[]

Komentar

Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy