Gus Baha Ungkap Sikap Nabi Musa yang belum Siap Kalah dari Nabi Muhammad

Gus Baha
Rais Syuriyah PBNU KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha. Foto: Istimewa via NU Online

Terkait Isra’ Mi’raj, ada satu kisah unik saat Nabi Musa yang sedikit tidak ikhlas ketika Allah mengangkat derajat umat Nabi Muhammad lebih mulia.

Bahkan untuk menerima perintah salat, Nabi Muhammad diundang langsung oleh Allah. Nabi Muhammad juga mendapatkan salam khusus dari Allah, beserta didoakan umat Nabi Muhammad saat bertemu Allah.

Kisah itu diungkap Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Kiai Haji Ahmad Bahauddin Nursalim atau akrab disapa Gus Baha. Menurut Gus Baha, kisah tersebut bisa ditemukan di dalam kitab Fathul Bari halaman 613, juz 7, karya Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani.

Ia meminta siapa saja yang ingin mengecek bisa membuka kitab langsung. Jika ada perbedaan halaman, bisa karena beda percetakan.

“Ada percakapan Musa. Kalau saya (Musa) itu dengan Nabi Muhammad tidak masalah, karena memang lebih baik [Nabi Muhammad]. Namun, ini umat Nabi Muhammad juga lebih mulia dari umatku di sisi Allah,” ujar Gus Baha dalam video di kanal Youtube AbidiniyyahTV, dikutip Jumat, 31 Januari 2025, dari NU Online.

Gus Baha menjelaskan, ketika Nabi Muhammad Isra’ Mi’raj, saat itu Nabi Musa yang berada di langit ketiga atau keempat, dilangkahi Nabi Muhammad. Tersalip derajatnya oleh Nabi Muhammad, Nabi Musa pun menangis sambil menggerutu.

“Nabi Musa berkata sambil menggerutu, ‘kenapa nabi baru, kok, dapat derajat tinggi’. Karena Nabi Musa juga manusia. Lalu [Nabi Musa] berkata, ‘saya tidak pernah mengira ada orang yang diangkat derajatnya melebihi saya. Karena umat saya (Bani Israil) sudah yakin bahwa saya nabi terbaik di sisi Allah, terus bagaimana ini?'” ujar Gus Baha menirukan ucapan Nabi Musa seperti tertulis dalam kitab tersebut.

Melihat Nabi Musa kurang ikhlas, Nabi Muhammad bertanya ke Jibril dan menghampiri Nabi Musa. Lalu bertanya, bagaimana Allah menyikapi Nabi Musa. Jibril kemudian menjawab, bahwa Allah sudah tahu dan sangat paham karakternya Musa yang suka protes.

“Allah sudah tahu watak dan kebiasaan Nabi Musa, jadi tidak mempermasalahkan,” ujar ulama asal Rembang ini.

Gus Baha menegaskan, sikap Nabi Musa itu bukan berarti hasud. Hanya saja belum siap kalah dari Nabi Muhammad dan umatnya. Karena Nabi Musa orang baik atau salih, maka protesnya hal baik.

Begitu juga, kata Gus Baha, ketika Nabi Musa meminta Nabi Muhammad kembali kepada Allah soal bab salat. Awalnya wajib shalat itu 50 waktu, Nabi Musa berkata kepada Nabi Muhammad, bahwa umatnya yang ganteng dan bagus saja tidak kuat.[]

Komentar

Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy