Kiai Haji Ahmad Bahauddin Nursalim yang akrab disapa Gus Baha, menolak anggapan Israel negara hebat yang tak bisa dikalahkan. Menurut Gus Baha Israel tidak hebat, jikalau kehebatannya ini diukur dari soal kalah menang. Sebab, Palestina pun hingga kini belum bisa dikalahkan.
“Misalnya orang bilang Israel enggak bisa dikalahkan sebetulnya hingga sekarang pun Palestina enggak bisa dikalahkan, hebatnya apa Israel?” terangnya dalam tayangan YouTube Short @Penna1.
Bila Israel memang hebat, tambah Gus Baha, tentu saja dengan mudah negara Zionis itu akan mengalahkan Palestina. Namun, hal ini sama sekali tidak terbukti hingga sekarang.
Murid Mbah Moen ini menilai, Israel paling hanya berhasil menghilangkan Palestina di Google Maps, tapi secara de facto Palestina masih ada. “Nyatanya gak bisa menghilangkan Palestina, paling di Google [Maps] dihapus gitu saja,” ujarnya.
Tidak Bakal Damai Hingga Kiamat
Ulama ahli tafsir Al-Qur’an ini juga memberikan pandangannya mengenai konflik Palestina dan Israel yang tak kunjung berakhir meski sudah beberapa kali dicoba untuk didamaikan. Menurut ulama asal Rembang, Jawa Tengah ini, Israeal dan Palestina tidak akan berdamai hingga hari Kiamat.
“Pada zaman Nabi Muhammad SAW di Kota Madinah yang dulu bernama Yatsrib, ada komunitas Yahudi dari Bani ‘Aus dan Khazraj,” ungkap Gus Baha mengawali penjelasannya.
Gus Baha lalu menjelaskan dalam kitab suci setiap agama menceritakan mengenai sosok yang akan datang di masa depan, seperti calon Nabi akhir zaman dari dinasti Ismaily, yakni generasi Nabi Ismail yang harus ke Makkah.
Kota ini menjadi tujuan karena di sanalah bangsa Arab dari generasi Ismail mayoritas tinggal. Ayah dan Ibunda Ismail, yakni Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dan Sayyidati Hajar pun hidup di Makkah.
“Kalau di Palestina yaitu Yahuda cs yang akhirnya sekarang jadi kelompok Yahudi, itu juga keturunan Nabi Ibrahim, tapi garis keturunan Nabi Ya’qub,” sambung Gus Baha.
Baca Juga: Gus Baha: Kiamat Masih belum Terjadi Jika Masih Ada Tiga Hewan Ini
Garis keturunan dari Nabi Ya’qub ini pun dijelaskan Gus Baha secara rinci. “Karena itu, nasab Nabi Yusuf bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim. Yusuf terkenalnya dengan Al-Karim ibnu Karim Ibnu Karim ibnu Karim. Yusuf ini yang saudara seayah dengan Yahuda yang melahirkan Ariel Sharon Cs itu adalah dinasti Yahudi. Hanya Yusuf dan Bunyamin yang jadi Muslim. Hanya Yahuda yang sekarang menjadi bangsa Yahudi,” jelas Gus Baha.
Dari sini munculnya dualisme dan menimbulkan konflik berkelanjutan hingga sekarang. “Maka dari itu, berdasarkan sejarah Palestina dan Yerusalem, bagi orang Yahudi secara legitimasi agama memang bumi Yahudi. Makanya orang-orang Arab kalau disuruh mengusir orang Yahudi dari Palestina itu tidak begitu mau,” ujarnya.
Permasalahan yang bermula dari kelompok keturunan ini kemudian berkembang seiring berkembangnya zaman, termasuk dari sisi agama, geografis dan politik.
“Dalam sejarah Islam, Palestina memiliki Nabi Ibrahim melalui anaknya bernama Nabi Ishaq, lalu melahirkan Nabi Ya’qub, lalu melahirkan Yahuda Cs. Akhirnya sampai sekarang menjadi masalah agama, selain juga menjadi masalah politik zaman perpecahan pada 1964-1966. Sebetulnya sejak dulu sudah masalah agama. Keyakinan orang Yahudi, Palestina itu bumi yang dijanjikan Allah milik mereka. Atas nama kitab suci, mereka mati-matian mempertahankan Israel yang sekarang ini,” ulas Gus Baha.
Ulama Nahdlatul Ulama ini juga menjelaskan bahwa masyarakat Palestina lebih dikenal dengan kelompok Kana’an yang sudah lebih dahulu menduduki Palestina. “Masalahnya, apakah bangsa Kana’an sudah ada sebelum bangsa Yahudi, atau bangsa Yahudi datang terlebih dahulu sebelum kelompok Kana’an?”[]
Komentar
Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy