Meriah! Malam Seni Budaya Desa Geulanggang Gampong Pikat Ribuan Pengunjung di Bukit Cinta Santewan

Meriah! Malam Seni Budaya Desa Geulanggang Gampong Pikat Ribuan Pengunjung di Bukit Cinta Santewan
Penampilan Andie Seuramoe Reggae di pentas Malam Seni Budaya Desa Geulanggang Gampong, Kota Juang, Bireuen, Minggu malam, 1 September 2024. Foto: Kepemudaan Desa Geulanggang Gampong

Bireuen – Ribuan masyarakat memadati Taman Wisata Bukit Cinta Santewan Indah di Desa Geulanggang Gampong atau Cureh, Kota Juang, Bireuen, Minggu malam, 1 September 2024. Mereka datang untuk menyaksikan pergelaran ‘Malam Seni Budaya Desa’ yang diadakan pemerintah gampong dan dimotori pemuda desa.

Para penampil di event tersebut di antaranya Sanggar Kurma Muda dari Gampong Blang Tingkeuem, Backkaru Institute dari Gampong Geulanggang Gampong, dan Sanggar Meuligoe Raja dari Gampong Meunasah Capa yang juga juara pertama Festival Rapai Bireuen 2024.

Tampil juga Andie Seuramoe Reggae dan Rasyidin Wig Maroe, Dosen Teater Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh yang sedang menempuh pendidikan doktor di ISI Solo.

Panggung budaya tersebut menjadi penutup puncak peringatan 17 Agustusan. Ketua Pemuda Geulanggang Gampong, Masykur mengatakan acara itu awalnya digelar kecil-kecilan untuk hiburan rakyat. Namun berkat dukungan dan kerjasama pemuda serta seluruh perangkat desa, acara terlaksana dengan baik.

“Ini di luar ekspektasi kami, dengan banyaknya pengunjung yang berdatangan memadati lokasi acara serta pedagang yang memenuhi bahu jalan dari ujung ke ujung,” ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu, 4 September 2024.

Berdasarkan informasi dari bagian kepemudaan, kata Masykur, perputaran uang selama pelaksanaan acara sejak 31 Agustutus hingga 1 September 2024, mencapai Rp20 juta, dihitung dari hari persiapan hingga malam puncak.

Keuchik Geulanggang Gampong T Saifunna mengatakan acara itu juga dibuat untuk memperkenalkan seni budaya di desa tersebut agar menjadi inspirasi gampong lain.

“Ini baru pertama kami lakukan dan nanti semoga bisa menjadi agenda rutin dan pelestarian budaya di gampong. Masyarakat sangat antusias dan juga meningkatkan [omzet] UMKM bagi masyarakat,” ujar Saifunna.

Kehadiran ribuan pengunjung, kata dia, menjadi bentuk apresiasi masyarakat Bireuen terhadap seni budaya tradisi Aceh.

Celois Tim Backkaru Institute, Syafri Musica, yang ikut terlibat mendesain panggung berharap pentas tersebut menjadi titik awal kebangkitan seni dan budaya di Desa Geulanggang Gampong. “Masyarakat membutuhkan hiburan yang mudah diakses, yang bebas biaya tiket masuk dan memadai di kantong masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, Randi selaku ketua panitia, berharap khalayak ramai dapat terhibur. “Dengan adanya acara ini juga pemuda jadi semakin aktif dan solid dengan acara yang positif dalam kepedulian terhadap seni dan budaya di Gampong kami,” ujarnya.

Menurut Saifunna, dari acara tersebut juga diharapkan bisa mempromosikan Taman Wisata Bukit Cinta Santewan Indah yang beberapa waktu lalu disahkan Kementerian Desa dengan penetapan Geulanggang Gampong sebagai Desa Wisata.

Di tengah keterbatasan anggaran yang sering menjadi tantangan bagi banyak desa, kata dia, Gampong Cureh membuktikan semangat dan kolaborasi mampu mengatasi segala rintangan.

“Dengan dukungan strategis dari BackKaru Institut, Gampong Cureh berhasil menyelenggarakan Festival Malam Budaya yang meriah dan berkesan, meski dengan anggaran yang sangat terbatas,” ungkapnya.

Acara itu, kata dia, juga menjadi bukti nyata bahwa keterbatasan finansial bukanlah penghalang untuk berkarya dan melestarikan tradisi.[]

Komentar

Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy