Ekonomi Aceh Tumbuh Signifikan, Tingkat Pengangguran Turun Sedikit

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh Ahmadriswan Nasution. Foto: Humas Pemerintah Aceh
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh Ahmadriswan Nasution. Foto: Humas Pemerintah Aceh

Banda Aceh – Ekonomi Aceh tumbuh 4,82 persen dalam triwulan pertama 2024, dibandingkan triwulan pertama tahun lalu. Hal ini diungkapkan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, Ahmadriswan Nasution seperti dikutip dari laman Humas Pemerintah Aceh, Selasa, 7 Mei 2024.

Menurut Ahmadriswan, pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha kecuali sektor jasa keuangan dan jasa kesehatan. Lapangan usaha yang tumbuh signifikan meliputi transportasi dan pergudangan sebesar 10,65 persen; pengadaan listrik dan gas 9,22 persen; administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib 9,08 persen; pertanian, kehutanan dan perikanan 7,04 persen; serta pengadaan air 6,44 persen.

Sementara lapangan usaha yang terkontraksi adalah jasa kesehatan sebesar 5,74 persen dan jasa keuangan 0,38 persen. Jika dibandingkan dengan triwulan empat 2023, kata Ahmadriswan, ekonomi Aceh mengalami kontraksi 6,44 persen.

Adapun lapangan usaha yang mengalami kontraksi pertumbuhan cukup dalam, di antaranya konstruksi 19,61 persen, pertanian, kehutanan dan perikanan 9,67 persen, serta administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib 6,74 persen.

“Di sisi lain, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar 6,70 persen, diikuti jasa pendidikan 5,69 persen, serta jasa lainnya 3,80 persen,” ungkap Ahmadriswan.

PDRB Stagnan

Adapun Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Aceh menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku pada triwulan satu 2024, tidak menunjukkan perubahan berarti. Perekonomian Aceh masih didominasi pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 31,65 persen, diikuti perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor 15,28 persen, administrasi pemerintahan 8,70 persen, konstruksi 8,32 persen, serta transportasi dan pergudangan 6,59 persen.

“Peranan kelima lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Aceh mencapai 70,54 persen,” sebut Ahmadriswan.

Sementara jika dilihat dari sisi pengeluaran, semua komponen mengalami pertumbuhan. Komponen pengeluaran tertinggi dicapai oleh konsumsi LNPRT sebesar 29,34 persen, diikuti konsumsi pemerintah 20,83 persen, ekspor barang dan jasa 10,78 persen, Pembentukan Modal Tetap Bruto 0,73 persen, dan komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 4,93 persen. “Komponen impor barang dan jasa yang merupakan faktor pengurang dalam PDRB menurut pengeluaran, juga tumbuh 11,82 persen,” jelasnya.

IKG dan Pengangguran Turun

Selain pertumbuhan ekonomi, Ahmadriswan juga menyampaikan terkait Indeks Ketimpangan Gender (IKG) 2023, sebesar 0,489, turun 0,015 poin dibandingkan 2022 sebesar 0,504. “Ketiga dimensi pembentuk IKG tersebut secara konsisten mengalami perbaikan. Dimensi kesehatan reproduksi membaik, risiko perempuan dalam kesehatan reproduksi semakin menurun. Sementara, dimensi pemberdayaan dan dimensi pasar tenaga kerja semakin setara,” ujarnya.

Ahmadriswan juga menjelaskan tentang indikator ketenagakerjaan pada Februari 2024. Tingkat pengangguran terbuka di Aceh turun 0,19 persen dibandingkan dengan Februari 2023, menjadi 5,56 persen. “Ini berarti dari 100 orang angkatan kerja, terdapat sekitar enam orang penganggur.”

BPS Aceh, pungkas Ahmadriswan berkomitmen menyediakan data statistik berkualitas dan tepat waktu. “Data tersebut diharapkan dapat memberikan insight dan sinyal bagi pemerintah dan pengguna data lainnya dalam perumusan kebijakan atau perencanaan pembangunan di Aceh.”[]

Komentar

Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy