Dinilai Menyimpang, Kemendikbudristek Tarik Buku Panduan Penggunaan Rekomendasi Sastra

Buku Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra Kemendikbudristek. Foto: media24.id
Buku Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra Kemendikbudristek. Foto: media24.id

Jakarta – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) akhirnya menarik buku ‘Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra’ yang dinilai mengandung nilai-nilai menyimpang.

Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek, Anindito Utomo, mengatakan buku panduan itu kini tengah direvisi.

“Buku panduan sudah ditarik sejak 22 Mei dan sekarang sedang proses revisi. Kami mohon agar yang memiliki versi digitalnya untuk tidak menggunakan dan menyebarkan,” ujar Anindito kepada kumparan, Jumat, 31 Mei 2024.

Setelah ditarik, kata Anindito, kurator yang dipilih masih yang lama. Ia juga mengungkapkan pertimbangan memilih 17 kurator buku panduan tersebut yang terdiri dari akademisi, sastrawan, dan guru.

“Rekam jejak mereka sebagai akademisi, sastrawan, dan guru yang sudah berpengalaman menggunakan sastra di kelas,” ujar Anindito.

Namun, Kemendikbudristek tak menutup kemungkinan untuk mempertimbangkan berbagai masukan dari publik. Termasuk menambah kurator dari praktisi anak.

Baca: Muhammadiyah Minta Kemendikbudristek Tarik Buku Panduan Rekomendasi Sastra, Ini Alasannya

Sebelumnya, Majelis Pendidikan Dasar, Menengah, dan Nonformal (Dikdasmen PNF) PP Muhammadiyah dan Komisi X DPR RI sempat meminta Kemendikbudristek menarik Buku Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.

Alasannya, di daftar buku sastra di dalam panduan untuk siswa SD hingga SMA itu terkandung nila-nilai yang dinilai menyimpang.

“Buku-buku sastra yang sebagian isinya mengandung kekerasan fisik dan seksual, serta perilaku hubungan menyimpang yang tidak sesuai dengan norma agama dan kesusilaan,” kata Wakil Ketua Dikdasmen PNF PP Muhammadiyah, Alpha Amirrachman, Kamis, 30 Mei 2024.

Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf. “Saya setuju [panduan penggunaan buku sastra Kemendikbudristek] ditarik, jika ada karya sastra yang tidak tepat peruntukan usianya,” kata Dede saat dihubungi, Kamis.

Menurutnya, jika buku-buku sastra tersebut yang tidak sesuai dengan peruntukan usia tetap dijadikan panduan, akan menjadi pembenaran bagi pembacanya. “Karena akan menjadi pembenaran bagi yang membaca. Masih banyak karya sastra yang lebih edukatif.”

Buku ‘Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra’ tersebut memuat 43 buku sastra yang direkomendasikan untuk tingkat SD/MI. Sementara untuk tingkat SMP/MTs ada 29 buku yang direkomendasikan, dan 105 buku sastra yang direkomendasikan untuk tingkat SMA/SMK/MA/MAK.[]

Komentar

Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy