Jakarta – Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengatakan dukungan Presiden Prabowo Subianto terhadap pasangan calon (paslon) kepala daerah dari kader Gerindra lebih berpengaruh terhadap hasil Pilkada, ketimbang dukungan dari Jokowi.
“Silakan periksa Pilkada yang ada calon kader Gerindra-nya. Kebanyakan menang semua,” ujar Adi Prayitno dilansir dari Republika.do.id, Jumat, 29 November 2024.
Ampuhnya dukungan Prabowo, kata Adi, bahkan bisa membalikkan hasil survei sebelum Pilkada. Contohnya di Pilkada Banten. Survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada 27 Juli hingga 4 Agustus 2024, menunjukkan calon gubernur (cagub) Airin Rachmi memimpin 77 persen dibanding lawannya Andra Soni 12,7 persen.
“Ini bukan bumi dan langit lagi, tapi langit dan dasar sumur,” ujar Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu berkelakar.
Namun karena Andra Soni kader Gerindra, kata Adi, sokongan mutlak yang dilayangkan Prabowo akhirnya membalikkan hasil survei LSI tersebut. Lembaga survei politik Charta Politika Indonesia dan Kedai Kopi merilis Andra Soni-Dimyati memperoleh 57,52 persen suara. Sedangkan Airin-Ade memperoleh 42,48 persen dengan data masuk 99,99 persen.
Fenomena serupa terjadi di Pilgub Sulawesi Utara. Paslon Yulius Selvanus yang merupakan kader Gerindra dan pasangannya Victor Mailangkay mendapatkan 36,48 persen suara merujuk hitung cepat Charta Politika, tertinggi di antara tiga paslon. Padahal, sebelum Pilkada, Yulius Selvanus sempat disigi hanya bakal mendapat elektabilitas 4,2 persen.
Di Jawa Barat, yang merupakan provinsi dengan daftar pemilih tetap tertinggi, paslon Dedy Mulyadi-Erwan Setiawan unggul jauh. Lembaga survei Indikator Politik menempatkan Kang Dedy yang merupakan kader Partai Gerindra meraih suara di kisaran 61,01 persen. Adapun paslon yang diusung PDIP Jeje Wiradinata-Ronal Surapraja hanya mendapatkan suara 9,86 persen berdasarkan hasil hitung cepat.
Fenomena ini juga kentara di Jawa Tengah yang identik sebagai kandang banteng. Paslon Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen unggul telak atas paslon Andika Perkasa-Hendrar Prihadi yang diusung PDIP.
Hasil hitung cepat Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) untuk Pilgub Jateng 2024, mencatat Luthfi-Taj Yasin unggul di angka 59,09 persen. Luthfi merupakan kader Partai Gerindra. “Bisa lain ceritanya kalau Ahmad Luthfi bukan kader Gerindra,” ujar Adi Prayitno.
Di Sumatra Utara, kader Gerindra juga berjaya. Sumut adalah provinsi di luar Jawa dengan suara terbesar. Bobby Nasution-Surya unggul dengan meraih 62,79 persen suara berdasarkan hitung cepat Indikator. Bobby adalah kader Partai Gerindra yang sebelumnya berasal dari PDIP kala maju Pilwalkot Medan 2020. Sedangkan paslon yang diusung PDIP, Edy Rahmayadi-Hasan Basri Sagala harus menerima suara 37,21 persen.
Cagub yang diusung Partai Gerindra juga unggul telak di Provinsi Sulawesi Selatan. Paslon Andi S Sulaiman-Fatmawati R meraup 76,10 persen menurut hitung cepat Indikator. Sedangkan paslon yang diusung PDIP Ramdhan Pomanto-Azhar Arsyad hanya mengumpulkan 23,90 persen suara.
Di Nusa Tenggara Barat (NTB), paslon yang diusung Gerindra, Lalu Muhamad Iqbal-Indah Dhamayanti Putri juga unggul dalam hitung cepat Kedai Kopi dengan memperoleh suara 41,87 persen. Keduanya mengalahkan paslon kuat Zulkieflimansyah-Moh Suhaili Fadil Tohir yang memperoleh 30,45 persen suara.
Kader Partai Gerindra juga masih menang di sejumlah Pilgub, seperti Aceh dan Sumatra Barat yang berpasangan dengan PKS. Begitu juga di sejumlah provinsi lain, kader Gerindra sangat berjaya.
Sementara di tingkat pilkada kota, Gerindra mematahkan dominasi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Kota Depok merujuk hitung cepat. Hitung cepat lembaga Indikator Politik Indonesia dan Voxpol mendapati pasangan calon nomor urut 2 Supian Suri-Chandra Rahmansyah unggul atas Imam Budi Hartono-Ririn Farabi Arafiq. Supian Suri mendaftar sebagai kader Gerindra pada Mei lalu dan mendapat restu Prabowo untuk maju di Depok.
Tak signifikannya pengaruh Jokowi, menurut Adi Prasetyo, juga tergambar di Pilkada DKI. Pasangan Ridwan Kamil-Suswono yang secara terbuka telah mendapat dukungan dari Jokowi, sejauh ini kalah perolehan suaranya dibandingkan pasangan Pramono Anung-Rano Karno dalam berbagai hitung cepat.
“Ini karena Prabowo tak sepenuhnya mendukung RK-Suswono yang bukan kader Gerindra,” ujarnya. “Jadi bisa dikatakan, [pengaruh] Jokowi saat ini sudah tak relevan.”[]
Komentar
Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy