REZEKI adalah kebutuhan semua makhluk hidup. Di dalam salah satu pengajiannya, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau lebih dikenal dengan Gus Baha, memberikan ijazah pelancar rezeki kepada jamaah pengajiannya. Konten pengajian tersebut tersebar di berbagai konten media sosial.
Dikutip dari laman Tebuireng Initiatives, saat mengajar khususnya kitab Tafsir Jalalain, Gus Baha terbiasa menerangkan dari berbagai sisi, baik tata bahasa, ushul fiqih, hukum fiqih, sisi tasawuf “hakikat” dan tak lupa hikmah dari ayat tersebut. Termasuk memberikan ijazah pelancar rezeki.
Salah satu ayat yang diterangkan hikmahnya adalah surat An-Nur ayat 61:
فَاِذَا دَخَلْتُمْ بُيُوْتًا فَسَلِّمُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِكُمْ تَحِيَّةً مِّنْ عِنْدِ اللّٰهِ مُبٰرَكَةً طَيِّبَةً ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمُ الْاٰيٰتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ
Artinya: Apabila kamu memasuki rumah-rumah hendaklah kamu memberi salam (kepada penghuninya, yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, dengan salam yang penuh berkah dan baik dari sisi Allah. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat(-Nya) bagimu, agar kamu mengerti.
Menurut Gus Baha, ayat ini menerangkan tentang adab masuk rumah sendiri maupun orang lain. Asbabun nuzul dari ayat ini berkenaan dengan seseorang yang merasa berdosa jika ia makan sendirian. Jika tidak menemukan seseorang yang mau makan bersamanya, ia tidak mau memakan makanannya. Hal ini karena dia memiliki rezeki banyak hingga makanannya melimpah.
Lalu Gus Baha mengijazahkan amalan agar rezeki kita lancar dan tidak menjadi fakir. Saat masuk rumah, khususnya rumah kita sendiri, yang saat itu dimungkinkan tidak ada orang yang menjawabnya, maka Gus Baha menyuruh kita membaca “Assalaamu ‘Alainaa Wa Alaa `Ibaadillaahish Shaalihiin” yang artinya, “Keselamatan semoga dilimpahkan kepada diri kami dan hamba-hamba Allah yang saleh”. Dan para Malaikat akan menjawab salam kita tersebut.
Kenapa orang yang mengucapkan salam tersebut rezekinya lancar? Menurut Gus Baha, orang yang mengamalkan bacaan ini mendapatkan jaminan “Tahiyyatan min indhillahi mubarakatan thayyiba”, yakni mendapatkan keberkahan dari sisi Allah SWT.
Gus Baha adalah putra Kiai Nursalim, Pengasuh Lembaga Pembinaan Pendidikan dan Pengembangan Ilmu Al-Qur`an (LP3IA) di Kragan, Narukan, Rembang. Saat ini, Gus Baha meneruskan menjadi pengasuh LP3IA.[]
Komentar
Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy