Banda Aceh – Komisi Independen Pemilihan atau KIP Aceh menggelar uji mampu baca Al-Qur’an bakal calon pengganti di Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh Tahun 2024, di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Rabu, 18 September 2024.
Uji mampu baca Al-Qur’an itu khusus untuk Muhammad Fadhil Rahmi atau Syeh Fadhil sebagai bakal calon wakil gubernur Aceh pendamping bakal calon gubernur Bustami Hamzah di Pilkada Aceh 2024.
Kegiatan menguji kemampuan membaca Al-Qur’an bakal calon pengganti itu dihadiri Ketua KIP Aceh Saiful, Wakil Ketua Agusni AH, dan Anggota Muhammad Sayuni, serta pihak Panwaslih Aceh.
Ketua KIP Aceh, Saiful, mengatakan kemampuan membaca Al-Qur’an bakal calon dinilai oleh tim penguji dari MPU, Kemenag, dan LPTQ Aceh. “Tim penguji nantinya akan mengeluarkan surat keterangan hasil penilaian. Surat keterangan itu akan kami lampirkan dalam persyaratan pencalonan,” ucap Saiful saat menyampaikan kata sambutan.
Tim penguji atau dewan juri diketuai Profesor Teungku Muhibbuthabry dari MPU Aceh dengan anggota Hamli Yunus dari Kemenang Aceh, dan T. Mardhatillah dari LPTQ Aceh.
Teungku Muhibbuthabry dalam arahannya menjelaskan tiga komponen prinsip penilaian, yakni tajwid, fashahah (kefasihan), dan adab.
Teungku Muhibbuthabry kemudian meminta Syeh Fadhil mengambil maqra’ atau tempat bacaan disaksikan anggota tim penguji. Syeh Fadhil yang mengenakan kemeja putih dipadu kain sarung mengambil sebuah amplop tertulis “paket 2”. Teungku Muhibbuthabry minta Syeh Fadhil membuka dan menunjukkan kepada hadirin isi maqra’ itu.
Tim penguji memberikan waktu 10-15 menit kepada Syeh Fadhil untuk melihat-lihat surah dan ayat yang akan dibacakan. Sekitar empat menit kemudian, Syeh Fadhil memberi kode pertanda ia sudah selesai melihat-lihat.
Sesuai maqra’, Syeh Fadhil membacakan surah An-Nisa ayat 29-31, dilanjutkan surah Al-Hajj ayat 28-30, dan terakhir surah Al-Lail ayat 1-12.
Setelah itu, ketua dan anggota KIP Aceh, Panwaslih Aceh, dan tim penguji foto bersama Syeh Fadhil.
[Foto: Tangkapan layar YouTube KIP Aceh]
Dikutip Line1.News dari quran.nu.or.id, berikut terjemahaan atau arti dari surah An-Nisa ayat 29-31, surah Al-Hajj ayat 28-30, dan surah Al-Lail ayat 1-12, yang dibacakan Syeh Fadhil:
Surah An-Nisa
Ayat 29: [yang artinya]
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan cara yang batil (tidak benar), kecuali berupa perniagaan atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
Ayat 30:
Dan siapa yang berbuat demikian dengan cara melanggar aturan dan berbuat zalim kelak Kami masukkan dia ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
Ayat 31:
Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang (mengerjakan)-nya, niscaya Kami menghapus kesalahan-kesalahanmu dan Kami memasukkanmu ke tempat yang mulia (surga).
Surah Al-Hajj
Ayat 28:
(Mereka berdatangan) supaya menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka dan menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan atas rezeki yang telah dianugerahkan-Nya kepada mereka berupa binatang ternak. Makanlah sebagian darinya dan (sebagian lainnya) berilah makan orang yang sengsara lagi fakir.
Ayat 29:
Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada di badan mereka, menyempurnakan nazar-nazar mereka, dan melakukan tawaf di sekeliling al-Bait al-‘Atīq (Baitullah).”
Ayat 30:
Demikianlah (petunjuk dan perintah Allah). Siapa yang mengagungkan apa yang terhormat di sisi Allah (ḥurumāt) lebih baik baginya di sisi Tuhannya. Semua hewan ternak telah dihalalkan bagi kamu, kecuali yang diterangkan kepadamu (keharamannya). Maka, jauhilah (penyembahan) berhala-berhala yang najis itu dan jauhi (pula) perkataan dusta.
Surah Al-Lail
Ayat 1-12:
Demi malam apabila menutupi (cahaya siang),
demi siang apabila terang benderang,
dan demi penciptaan laki-laki dan perempuan,
sesungguhnya usahamu benar-benar beraneka ragam.
Siapa yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa
serta membenarkan adanya (balasan) yang terbaik (surga),
Kami akan melapangkan baginya jalan kemudahan (kebahagiaan).
Adapun orang yang kikir dan merasa dirinya cukup (tidak perlu pertolongan Allah)
serta mendustakan (balasan) yang terbaik,
Kami akan memudahkannya menuju jalan kesengsaraan.
Hartanya tidak bermanfaat baginya apabila dia telah binasa.
Sesungguhnya Kamilah yang (berhak) memberi petunjuk.[]
Komentar
Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy