Rumah Sakit Medistra Jaksel Disebut Rasis karena Batasi Pegawai Berhijab

Rumah Sakit Medistra Jaksel Disebut Rasis karena Batasi Pegawai Berhijab
Rumah Sakit Medistra di Jalan Gatot Subroto, Kuningan, Jakarta Selatan. Foto: Facebook RS Medistra

Jakarta– Manajemen Rumah Sakit Medistra di Kuningan, Jakarta Selatan (Jaksel) disebut bersikap rasis karena diduga membatasi pegawainya untuk berhijab. Hal ini terungkap dalam surat Dokter Diani Kartini kepada manajemen Rumah Sakit Medistra, yang viral di media sosial.

Dalam surat bertanggal 29 Agustus 2024 itu, Diani mempertanyakan persyaratan cara berpakaian di Rumah Sakit Medistra.

Beberapa waktu lalu, kata Diani, kerabat dan asistennya mendaftar sebagai dokter umum di Rumah Sakit Medistra. Kedua perempuan berhijab itu, sebut Diani, menjalani wawancara sebelum diterima bekerja di rumah sakit internasional tersebut.

“Ada pertanyaan terakhir di sesi wawancara apakah bersedia membuka hijab jika diterima,” ujar Diani dalam surat yang dilihat Line1.News, Senin, 2 September 2024.

“Saya sangat menyayangkan jika di zaman sekarang masih ada pertanyaan rasis. Dikatakan RS Medistra berstandar internasional tetapi kenapa masih rasis seperti itu?” tulis Diani.

Ia membandingkan salah satu rumah sakit di Jaksel yang jauh lebih ramai dari Rumah Sakit Medistra, memperbolehkan semua pegawai berhijab.

Jika Rumah Sakit Medistra untuk golongan tertentu, kata Diani, sebaiknya dituliskan dengan jelas. Sehingga jelas siapa yang bekerja dan datang sebagai pasien.”

Diani sendiri merupakan dokter spesialis yang bekerja di Rumah Sakit Medistra. Tapi sekarang ia sudah mengundurkan diri.

Surat Dokter Diani Kartini kepada manajemen Rumah Sakit Medistra yang viral di media sosial.
Surat Dokter Diani Kartini kepada manajemen Rumah Sakit Medistra yang viral di media sosial.

Manajemen Rumah Sakit Medistra Minta Maaf

Setelah surat Diani viral, Direktur Rumah Sakit Medistra, Agung Budisatria meminta maaf. Manajemen rumah sakit, kata dia, kini sedang melakukan penyelidikan.

“Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan akibat isu diskriminasi yang dialami oleh salah seorang kandidat tenaga kesehatan dalam proses rekrutmen. Hal tersebut kini tengah dalam penanganan manajemen,” ujar Agung dalam keterangan resmi, dikutip dari kumparan.com, Senin, 2 September 2024.

Agung mengatakan Rumah Sakit Medistra inklusif dan terbuka bagi siapa saja yang mau bekerja sama untuk menghadirkan layanan kesehatan terbaik bagi masyarakat.

“Ke depan, kami akan terus melakukan proses kontrol ketat terhadap proses rekrutmen ataupun komunikasi, sehingga pesan yang kami sampaikan dapat dipahami dengan baik oleh semua pihak.”[]

Komentar

Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy