Perangi Kejahatan Dunia Maya, TNI dan Polri Rekrut Tim Siber

Ilustrasi keamanan siber. Foto: Pixabay
Ilustrasi keamanan siber. Foto: Pixabay

Jakarta – Memerangi kejahatan dunia maya, TNI dan Polri merekrut tim siber. Polri merekrut 45 calon perwira lewat jalur Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana atau SIPSS. Para rekrutan terdiri dari 38 pria dan 7 perempuan.

“Mereka akan menjalani pendidikan di Akademi Kepolisian, Semarang. Jadi 45 calon perwira ini kami rekrut secara reguler dan proaktif,” ujar Asisten Kapolri Bidang Sumber Daya Manusia, Inspektur Jenderal Dedi Prasetyo, lewat keterangan tertulis, Jumat dikutip Sabtu, 13 Juli 2024.

Dedi menjelaskan, 45 calon perwira memiliki latar belakang pendidikan tinggi dan memiliki kemampuan di bidang Teknik Komputer, Teknik Informatika, Sistem Informasi, Teknologi Informasi, Desain Komunikasi Visual, Agen/Teknologi/Siber/Ekonomi Intelejen, Rekayasa Kriptografi, Rekayasa Perangkat Keras Kriptografi dan Keamanan Siber.

Menurut Dedi, penguatan personel dengan kemampuan di bidang teknologi dan informasi itu, sejalan dengan arahan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. “Sesuai arahan Bapak Kapolri, merekrut personel untuk memperkuat kemampuan memerangi kejahatan siber,” ujar Dedi.

Dalam Rilis Akhir Tahun 2023, Sigit mengungkapkan kejahatan siber yang menonjol selama 2023. Kasus-kasus itu mulai dari pencurian kripto hingga penipuan bermodus APK-Link.

“Perkara ilegal akses dan pencurian koin kripto pada situs coinbase.com dengan total kerugian Rp 45 miliar dengan dua tersangka,” kata Sigit pada 27 Desember 2023, dikutip dari tempo.co.

Jalur Khusus Sipil Tim Siber TNI

Sementara itu, TNI akan merekrut personel tim siber dari jalur khusus untuk sipil. “Memang harus mulai dari rekrutmennya, personel siber itu, dari civilian-nya dia memang harus mempunyai kemampuan IT,” ujar Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto usai menghadiri rapat kerja bersama Komisi I DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta pada 10 Juli 2024, dikutip dari Antaranews.

Menurut Agus, personel hasil rekrutan khusus tersebut bakal ditempatkan pada satuan yang menangani bidang siber di TNI. “Tidak dari bintara umum, tamtama umum, atau perwira umum, jadi [jalur] khusus, memang mungkin kuliah, SMA-nya sudah punya kemampuan IT,” ujarnya.

Agus menambahkan, TNI kini sedang mengevaluasi terkait peretasan yang terjadi pada data Badan Intelijen Strategis (Bais) oleh peretas bernama MoonzHaxor.

Karena itu, ia menegaskan upaya peningkatan ketahanan siber harus dimulai dari sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Untuk itu, doktrin terhadap bidang siber di TNI pun bakal diubah. “Evaluasi dari SDM-nya, mungkin alat-alatnya juga harus bagus.”

TNI sendiri sejak 2017 telah memiliki Satuan Siber (Satsiber). Seperti disiarkan laman Kominfo, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo meresmikan Satuan Siber TNI tersebut di Aula Gatot Subroto, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, pada Jumat 13 Oktober 2017.

Sementara di Angkatan Darat ada Pusat Sandi dan Siber TNI Angkatan Darat (Pussansiad) Satria Yudha Waskita. Di laman resminya, Komandan Pussansiad Brigjen Yudha Fitri menyebutkan, instansi ini berperan strategis dalam mendukung keamanan negara melalui penguasaan dan penerapan teknologi informasi yang canggih.[]

Komentar

Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy