Pakar Peternakan Ini Beri Tips Memilih Hewan Kurban

Ilustrasi daging kurban
Ilustrasi – daging kurban. Foto: cypressvalleymeatcompany

Jakarta – Pakar peternakan Universitas Jember (Unej), Nur Widodo, memberikan tips dan trik kepada masyarakat untuk memilih hewan kurban yang baik menjelang Hari Raya Iduladha 1445 H/2024 M.

“Syarat utama memilih hewan kurban adalah sehat, gemuk, tidak cacat fisik, dan telah cukup umur. Jika tidak memenuhi persyaratan itu, maka tidak dibenarkan ternak itu menjadi hewan kurban,” kata Nur Widodo dalam keterangan tertulis, Sabtu, dikutip pada Ahad, 9 Juni 2024.

Menurutnya, hewan ternak untuk kurban sebaiknya dipilih ternak jantan. Apabila terpaksa betina, maka harus benar-benar dipastikan sapi/kambing betina tersebut tidak dalam keadaan bunting.

“Memilih hewan kurban harus sehat dan gemuk. Ternak yang sehat biasanya dilihat dari matanya yang bersinar tidak sayu dan gerakannya aktif,” tuturnya.

Dia mengatakan ternak yang sedang dalam keadaan sakit tidak diperbolehkan menjadi hewan kurban. Penyakit hewan yang akhir-akhir ini banyak menyerang, yakni Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan Lumpy skin disease (LSD). Namun, kalau sudah sembuh diperbolehkan untuk hewan kurban.

“Usia sapi yang layak digunakan sebagai kurban minimal umur dua tahun. Memperkirakan umur sapi yang paling mudah dapat dilakukan dengan melihat struktur gigi serinya,” ucap dosen peternakan yang mengajar di Unej Kampus Bondowoso itu.

Apabila masih ada gigi susu dan belum ada yang ganti (poel) maka bisa dipastikan sapi tersebut masih memiliki umur di bawah dua tahun dan belum layak dijadikan sebagai hewan kurban.

“Umur sapi yang sudah layak untuk dijadikan ternak kurban ditandai dengan adanya poel pada gigi serinya. Gigi sapi poel satu pasang diperkirakan sapi umur 2-3 tahun, poel dua pasang berumur 3-4 tahun, dan begitu seterusnya,” katanya.

Tips Memilih Sapi Kurban Banyak Dagingnya

Nur Widodo memberikan tips agar masyarakat tidak salah dalam memilih sapi yang bagus dan memiliki daging yang banyak. Terkadang ada sapi yang besar perutnya, akan tetapi dagingnya relatif sedikit.

Perkiraan banyaknya daging pada ternak harus dilihat dari sisi depan, samping, dan belakang ternak, dengan memerhatikan tinggi dan panjang ternak.

“Fokus mengamati ternak pada bagian paha belakang, pinggul, paha kaki depan, dan punggung. Banyak sedikitnya daging itu yang pertama bisa dilihat dari pinggul dan bagian paha belakang, yang kedua dari punggung dan paha kaki depan,” ujarnya.

Selain itu, juga perlu diperhatikan tulang pinggul, punggung, dan rusuk. Jika tulang-tulang tersebut tidak terlihat maka bisa dikatakan sapi tersebut gemuk dan memiliki banyak daging.

“Jangan terkecoh dengan besar perut sapi dengan melihat hanya dari sisi depan dan samping ternak saja. Memilih sapi yang baik itu selain melihat juga dapat dilakukan dengan meraba pada bagian paha, pinggul, punggung, dan paha kaki depan,” ujarnya.

Dia menjelaskan penilaian kondisi ternak bisa mengacu pada pada Body Condition Score (BCS), BCS 1 hingga BCS 3 dikategorikan ternak sangat kurus, kurus, dan sedang. BCS 4 dan BCS 5 dikategorikan ternak gemuk dan sangat gemuk oleh karena itu dalam memilih ternak kurban sebaiknya di pilih ternak yang memiliki BCS 4 dan BCS 5.

“Terkait beredarnya kasus PMK dan LSD akhir-akhir ini sudah jauh menurun dibandingkan tahun sebelumnya jadi masyarakat tidak perlu terlalu khawatir,” ucap Nur yang juga Ketua Takmir Masjid Al-Ayman Unej Kampus 2 Bondowoso itu.

Pemerintah juga telah menyalurkan program vaksin untuk PMK dan LSD. Selain itu, ada pos pengawasan lalu lintas ternak di setiap perbatasan wilayah. Pos ini mengawasi perpindahan atau peredaran ternak dengan mengecek kesehatan ternak dan dokumennya.[]

Sumber: Republika

 

Komentar

Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy