Banda Aceh – Pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut September mendatang, ada cabang olahraga baru yang bakal dipertandingkan. Namanya Kurash. Pada PON 2021 di Papua, kurash masih bersifat eksebisi. Saat itu, ada 10 provinsi yang mengikuti eksebisi Kurash, salah satunya Aceh.
Di Indonesia, olahraga ini terbilang baru karena diperkenalkan pada 2016 oleh Wide Putra Ananda. Saat itu, Wide melihat peluang yang sangat besar bagi atlet Indonesia untuk mendapatkan prestasi tertinggi dalam olahraga kurash, khususnya di kelas ringan.
Pada 15 Juni 2016, Wide dan Krisna Bayu mendirikan organisasi yang bertanggungjawab terhadap kurash. Namanya Pengurus Besar Kurash Indonesia atau PB KI. Pada 2019, namanya diubah menjadi Federasi Kurash Indonesia atau Ferkushi hingga saat ini. Saat ini, Ferkushi diketuai oleh Mayor Jenderal TNI Purnawirawan Teuku Abdul Hafil Fuddin.
Apa itu Kurash?
Kurash adalah olahraga sejenis gulat yang berasal dari Uzbekistan. Dilansir dari laman Konfederasi Kurash Asia-Oseania (KCAO), kurash ternyata bukan olahraga kemarin sore. Menurut penelitian sejarawan dan arkeolog, Kurash telah ada sekitar 2.500 hingga 3.000 tahun lalu. Hal ini dibuktikan dengan temuan gambar pegulat pada bebatuan di beberapa wilayah Uzbekistan.
Sementara di wilayah Baktria kuno di barat Uzbekistan, juga ditemukan perkakas berbentuk silinder dari tanah liat yang memuat gambar dua pegulat, yang salah satunya sedang menyapu lawannya. Selain itu, banyak temuan lain yang menguatkan bukti keberadaan kurash sejak dulu.
Di kalangan masyarakat Uzbek, awalnya kurash melekat pada latihan fisik yang dihubungkan dengan upacara pernikahan. Dulu, pertarungan kurash digelar antara pengantin pria dan wanita yang akan menikah. Aturan mainnya ditentukan oleh para wanita yang berkuasa pada masa kerajaan matriarki. Pertarungan ini untuk menguji mempelai pria.
Seiring berjalannya waktu, kurash menjadi sebuah tradisi pada abad 9 dan 10 masehi. Kurash dijadikan kompetisi yang selalu diadakan oleh masyarakat Uzbek pada hari libur dan hari raya. Pertunjukan kurash akan ditampilkan selama tiga hari berturut-turut. Pada masa ini, semua orang akan datang menyaksikan pertunjukan. Bahkan, para tahanan yang sedang dipenjara akan dibebaskan dan semua kesalahan diampuni.
Saat Uni Soviet berkuasa selama 130 tahun, tradisi kurash perlahan meredup karena rezim totaliter tersebut berusaha menghilangkannya. Setelah Soviet runtuh dan munculnya negara-negara berdaulat baru, salah satunya Uzbekistan, barulah kurash tersebar ke seluruh dunia.
Di Uzbekistan, atlet kurash dibagi menjadi 3 kelompok. Pertama, sipohi pahlavon, atlet yang berlatih kurash sekaligus berperang. Kedua, gushtingir pahlavon, atlet yang mengamalkan kurash serta berkecimpung dalam pendidikan yang berkaitan dengan filsafat dan tasawuf. Ketiga, ustod pahlavon, atlet yang tidak mengikuti pertandingan kurash maupun berperang, tetapi mempersiapkan siswa kurash.
Aturan main Kurash hanya mengizinkan setiap gerakan melalui posisi berdiri. Kurash memiliki tiga sistem penilaian. Pertama, halal, saat atlet kurash dapat memukul punggung lawan. Kedua, yambosh, yaitu gerakan halal yang tidak sempurna. Dua yambosh akan bernilai sama dengan satu halal. Ketiga, chala, bentuk yambosh yang tidak sempurna. Kurash mengharuskan peserta yang bermain membanting lawannya dan mengambil bagian seragamnya.[]
Komentar
Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy