Jakarta – Mubadala Energy dan PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) menjajaki peluang pemanfaatan dan pembelian gas dari Blok Kontrak Kerja Sama (KKS) South Andaman, Rabu, 11 Desember 2024, di Jakarta.
Berdasarkan MoU tersebut, kedua pihak akan melakukan kajian dan evaluasi komprehensif, serta pertukaran informasi untuk menilai kelayakan dan potensi manfaat pengadaan gas dari KKS South Andaman.
Kolaborasi itu menindaklanjuti penemuan gas baru-baru ini di Layaran-1 dan Tangkulo-1 di South Andaman. Potensi gas di situ mencapai multi triliun kaki kubik (TCF) gas in place.
Sumur Tangkulo-1 terletak di 67 kilometer utara Kota Lhokseumawe dan 166 kilometer timur laut Kota Banda Aceh. Untuk menemukan potensi gas di sana, Mubadala Energy mengebor hingga kedalaman 3.400 meter di kedalaman laut 1.200 meter.
South Andaman sendiri salah satu blok minyak bumi dan gas (migas) yang terletak di lepas pantai utara Pulau Sumatra. South Andaman juga bagian dari Blok Andaman, yang juga terdiri dari Andaman I, Andaman II, dan Andaman III, dengan potensi migas yang besar.
Pembuka Jalan Proyek PIM-3
Selain itu, kerjasama tersebut bertujuan mendukung kebutuhan operasional pabrik PIM yang ada dan membuka jalan bagi pengembangan proyek PIM-3 di masa depan.
“[Kemitraan] Ini menandai kemajuan yang signifikan dalam mencapai tujuan bersama dalam pengembangan energi berkelanjutan di Indonesia,” ujar Presiden Direktur Mubadala Energy Indonesia Abdulla Bu Ali, dalam keterangan tertulis dikutip Kamis, 12 Desember 2024.
“Kami yakin melalui kolaborasi ini, kami dapat sepenuhnya memanfaatkan potensi dari blok South Andaman, sehingga memberikan manfaat besar bagi masing-masing perusahaan kami dan kawasan ini.”
Baca Juga: Dua Triliun Kubik Gas Ditemukan Dekat Pantai Lhokseumawe
Direktur Utama PT PIM Budi Santoso Syarif menambahkan, nota kesepahaman itu menandai langkah signifikan dalam menjamin pasokan gas yang andal untuk produksi pupuk anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) tersebut.
“Kolaborasi dengan Mubadala Energy tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional kami namun juga memperkuat komitmen kami dalam memenuhi kebutuhan sektor pertanian Indonesia yang terus meningkat,” ujarnya.
Dengan adanya pasokan gas dari Mubadala Energy, kata dia, selain untuk pengembangan PIM-3, ada banyak hilirisasi industri petrokimia yang dapat dibangun di Aceh. “Sehingga akan memberi dampak yang cukup signifikan bagi masyarakat dan menjadi langkah konkret untuk mengembalikan kejayaan Aceh di masa lalu.”
Sekilas Mubadala Energy dan PIM
Mubadala Energy merupakan perusahaan energi internasional yang beroperasi di 11 negara kawasan Timur Tengah, Afrika Utara, Rusia dan Asia Tenggara. Kantor pusatnya di Abu Dhabi. Mubadala Energy anak perusahaan Mubadala Investment Company milik Pemerintah Abu Dhabi.
Portofolio perusahaan tersebut 70 persennya gas, dengan rata-rata working interest produksi sekitar 370 ribu setara barel minyak per hari.
Baca Juga: Segini Biaya Pengeboran Migas di Laut Lepas Indonesia
Sementara PIM yang berlokasi di Aceh Utara begerak di bidang produksi pupuk dan petrokimia. PIM mengoperasikan pabrik urea, amoniak, NPK, dan H2O2 (hidrogen peroksida).
PIM bertanggung jawab menyalurkan pupuk urea subsidi dan NPK Subsidi di Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat. Adapun di Riau dan Kepulauan Riau, PIM hanya menyalurkan pupuk urea subsidi.[]
Komentar
Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy