Allah SWT memperingatkan hamba-Nya agar menjauhi dosa-dosa besar. Orang yang sanggup meninggalkan dosa-dosa besar, Allah akan menghapus dosa-dosa kecilnya dan memasukkannya ke surga.
Oleh karena itu, sebesar apapun dosa yang diperbuat kalau bertobat dengan sungguh-sungguh maka akan diampuni Allah.
Allah SWT berfirman (yang artinya):
“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).” (QS an-Nisa ayat 31).
Dalam tafsir tahlili Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran Kementerian Agama RI dijelaskan perintah dalam ayat ini meminta agar orang yang beriman menjauhi dan meninggalkan semua pekerjaan yang berakibat dosa besar.
Meninggalkan semua dosa besar itu bukan sekadar menghindarkan diri dari siksa-Nya. Akan tetapi juga merupakan suatu amal kebajikan yang dapat menghapuskan dosa kecil yang telah diperbuat.
Lantas apa saja yang disebut dengan dosa besar?
Para ulama mempunyai pendapat yang berbeda-beda karena adanya beberapa hadis. Di antaranya, Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: “Jauhilah tujuh macam perbuatan yang membahayakan. Para sahabat bertanya, “Apakah itu ya Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Mempersekutukan Allah, membunuh diri seseorang yang diharamkan Allah membunuhnya kecuali dengan alasan yang benar, sihir, memakan harta anak yatim, memakan riba, lari dari medan peperangan pada waktu pertempuran dan menuduh berzina terhadap perempuan-perempuan mukmin yang terhormat.” (HR al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)
Lima dari tujuh dosa besar tersebut, banyak bermunculan saat ini, yaitu menyekutukan Allah SWT, pembunuhan, sihir, memakan riba, dan harta anak yatim.
Artinya: “Maukah aku kabarkan kepadamu tentang dosa-dosa yang paling besar?” Kami menjawab, “Mau, ya Rasulullah.” Lalu Rasulullah berkata, “Mempersekutukan Allah, durhaka kepada kedua orang tua.” Ketika itu Rasulullah sedang bertelekan, kemudian beliau duduk lalu berkata “Ketahuilah, juga berkata bohong, dan saksi palsu.” Beliau senantiasa mengulang-ulang perkataannya itu sehingga kami mengatakan, “Kiranya Rasulullah saw diam.” (HR al-Bukhari dan Muslim dari Abu Bahrah)
Ibnu Abbas sewaktu ditanya, “Apakah dosa-dosa besar itu hanya tujuh macam saja?” Beliau menjawab dengan ringkas, “Hampir tujuh puluh macam banyaknya. Bila dosa-dosa kecil terus-menerus dikerjakan, dia akan menjadi dosa besar dan dosa-dosa besar akan hapus bila yang mengerjakannya bertobat dan meminta ampun.
Menurut keterangan al-Barizi yang dinukil oleh al Alusi, dia mengatakan, “Bahwa dosa besar itu ialah setiap dosa yang disertai dengan ancaman hukuman had (hukuman siksa di dunia) atau disertai dengan laknat yang dinyatakan dengan jelas di dalam Alquran atau hadis.[]
Sumber: Republika
Komentar
Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy