Ini Faksi dan Negara yang Terlibat Perang Saudara di Suriah

Pasukan Oposisi Suriah
Pasukan Oposisi Suriah. Foto: CSIS/Getty Images

Damaskus – Perang saudara di Suriah meletus sejak belasan tahun lalu. Pemicunya, serangkaian protes menentang rezim Presiden Bashar Al Assad pada 2011.

Protes itu mendesak Al Assad mundur dari kursi presiden karena kepemimpinannya dinilai lalim. Kelaparan, kemiskinan, kondisi ekonomi yang runtuh, dan kekeringan yang merajalela didiamkan begitu saja hingga membuat rakyat sengsara.

Namun, protes itu direspons keras oleh pemerintahan Al Assad hingga menyebabkan banyaknya korban jiwa. Protes kian parah hingga menyebabkan perang yang menyeret faksi-faksi oposisi pemerintah.

Faksi-faksi tersebut sama-sama ingin mengambil alih pemerintah dan berebut kekuasaan di Suriah. Wilayah Suriah kemudian terpecah menjadi daerah-daerah yang dikuasai kelompok-kelompok kecil yang saling bersaing itu.

Lambat laun, rentetan pertempuran dalam beberapa tahun terakhir menyederhanakan faksi-faksi militer dan Suriah terbagi menjadi beberapa wilayah yang diduduki sejumlah pihak. Berikut faksi-faksi yang bertikai di Suriah beserta negara-negara penyokongnya.

Pasukan Bashar Al Assad

Bashar al Assad
Bashar al Assad dan pasukannya. Foto: brookings.edu

Pasukan Al Assad dibentuk sebagai alat bagi Al Assad untuk melanggengkan kekuasaannya di negara mayoritas Islam Syiah tersebut. Awalnya pada 2015, pemerintah Presiden Bashar al-Assad hanya memiliki wilayah kurang dari seperlima Suriah. Namun sejak Rusia mendukung Pasukan Al Assad dan memasuki medan pertempuran, sebagian besar wilayah Suriah direbut kembali.

Rusia menjadi sekutu Al Assad sejak 2011. Mereka menjadi penyumbang senjata bagi Suriah untuk berperang melawan pemberontak. Hingga kini, Rusia juga masih mendukung rezim Al Assad untuk melanggengkan kekuasaannya di Suriah. Selain Rusia, pasukan Al Assad didukung Iran.

Hayat Tahrir al-Sham (HTS)

Geng pemberontak Hayat Tahrir-al-Sham (HTS) di Idlib. Suriah. Foto: AFP/Getty Images
Geng pemberontak Hayat Tahrir-al-Sham (HTS) di Idlib. Suriah. Foto: AFP/Getty Images

Ini kelompok oposisi terbesar di Suriah yang paling vokal menentang rezim otoriter Al Assad di Suriah. Di belakang mereka ada Turki.

Faksi militer ini awalnya aliansi jihad yang dipelopori mantan afiliasi resmi Al Qaeda, sebelumnya dikenal sebagai Jabhat Al-Nusra. Mereka dianggap sebagai kelompok teroris oleh PBB, Amerika Serikat dan Turki.

Baca Juga: Suriah Rusuh Lagi, Aleppo Diserbu Geng HTS Afiliasi ISIS

Pada 2016, pemimpin kelompok tersebut, Abu Mohammed al-Jawlani, secara terbuka memutuskan hubungan dengan Al-Qaeda, membubarkan Jabhat al-Nusra, dan mendirikan HTS.

Kelompok HTS ini yang membuat perang saudara di Suriah kembali menyala usai meredup selama beberapa tahun. Pekan lalu, HTS menyerang Aleppo dan mengambil alih kota tersebut dari tangan pemerintah Suriah.

Tentara Nasional Suriah (SNA)

SNA
Syrian National Army (SNA). Foto: npasyria.com

Kelompok oposisi ini juga didukung Turki. Belum lama ini, mereka meluncurkan Operasi Fajar Kebebasan di wilayah timur laut yang dikuasai oleh Pasukan Demokratik Suriah (SDF).

Jadi, selain berperang melawan pasukan Al Assad, SNA juga berperang melawan SDF untuk mengambil alih kekuasaan di Suriah.

Syrian Democratic Forces (SDF)

SDF
Syrian Democratic Forces (SDF). Foto: Getty Images

Pasukan Demokratik Suriah ini salah satu kelompok oposisi pemerintah yang menentang rezim Al Assad di Suriah. SDF berawal dari Unit Perlindungan Rakyat (YPG) yang dipimpin orang-orang Kurdi pada 2012.

Ketika ISIS melibatkan diri dalam perang saudara di Suriah, YPG bergabung dengan kelompok lain untuk menahan ISIS. Lalu, YPG bersama milisi Arab, Assyria, kelompok Armenia, dan Turkmen membentuk SDF yang didukung Amerika Serikat serta sekutunya.

Turki merupakan negara yang punya sentimen negatif terhadap SDF. Bahkan, mereka menganggap pasukan ini sebagai organisasi teroris.[]

Komentar

Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy