Aplikasi Kripto Indodax Diduga Diretas, Muncul Peringatan Transaksi Mencurigakan

Website indodax tidak bisa diakses. Foto: tangkapan layar indodax.com
Website indodax tidak bisa diakses. Foto: tangkapan layar indodax.com

Jakarta – Aplikasi jual beli kripto Indodax diduga diretas sejak Rabu, 11 September 2024. Hingga Kamis siang ini, platform dan website Indodax tak bisa diakses.

Laporan soal dugaaan Indodax diretas dan adanya transaksi mencurikan pertama kali diunggah oleh akun @CyversAlerts, sebuah perusahaan keamanan Web3.

Dalam postingannya di X atau Twitter, Cyvers Alerts melaporkan adanya transaksi mencurigakan ke sebuat alamat dompet senilai 14,4 juta dolar AS atau setara Rp221 miliar. Transaksi itu terpantau dilakukan secara bertahap, alias tidak dalam satu waktu.

Menurut Cyvers Alerts, alamat yang mencurigakan tersebut telah menampung 14,4 juta USD dan menukar token tersebut dengan Ether. Insiden ini diduga menyebabkan semua layanan termasuk transaksi kripto di website Indodax tak bisa dilakukan.

“Kami telah mendeteksi lebih dari 150 transaksi dan total kerugian sebesar $18,2 juta, @indodax tolong ambil tindakan,” cuit Cyvers Alerts.

CTO Indodax William Sutanto membenarkan platform kripto itu mengalami insiden keamanan. “Halo member Indodax, saya ingin konfirmasi bahwa benar terjadi security incident pagi ini. Saat ini team sedang melakukan investigasi penuh untuk mencari tahu celah keamanan yang dieksploitasi,” ujar William lewat akun X @WilliamSutant0.

Indodax yang berdiri sejak 15 Februari 2014 dengan nama Bitcoin.co.id ini punya banyak investor dengan jumlah transaksi yang besar. CEO Indodax Oscar Darmawan dalam sebuah wawancara pada 2 Juli 2024 mengatakan jumlah total investor kripto di Indonesia mencapai 20,16 juta orang hingga April 2024. Dari total tersebut, 33,24 persen investor merupakan pengguna Indodax, menjadikannya sebagai crypto exchange favorit di Indonesia.[]

Komentar

Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy