Jakarta – Orang tua Afif Maulana, anak 13 tahun yang diduga tewas disiksa polisi, tak menyangka anaknya terlibat tawuran seperti keterangan Polda Sumatera Barat. Afif adalah anak yang baik dan gemar berolahraga.
Ketika keluar dari kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) pada Senin, 1 Juli 2024, keluarga almarhum ditemani kuasa hukum dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang, menceritakan sosok Afif. Bagaimana semasa hidupnya?
Kedua orang tuanya, Afrinaldi dan Anggun Anggraeni menuturkan bagaimana keseharian Afif. Sang ibu mengatakan bahwa putra sulungnya itu kerap bermain futsal selepas pulang sekolah. “Pulang sekolah memang pulang. Kalau jadwalnya main futsal, main bola baru dia keluar,” kata Anggun, Senin.
Tak kuasa menahan tangis, ibu dua anak itu berlinang air mata ketika mengingat sosok anaknya. Saat bulan puasa, Anggun bercerita Afif sering tidur di masjid. “Dia yang bangun-bangunin orang kampung sahur, baru dia pulang ke rumah,” tuturnya sambil terisak dan menyeka pipinya.
Dia tidak percaya anaknya diduga terlibat tawuran, seperti kronologi yang disampaikan pihak kepolisian, Anggun menuturkan, Afif lebih banyak berada di rumah dan tidak pernah tawuran. Jam 22.00, Afif memang biasanya sudah pulang dan tidur di rumah. “Iya baik, dia enggak pernah tawuran,” ucapnya.
Namun, tak seperti biasanya, sebelum kejadian nahas berlangsung pada Ahad sekitar pukul 3 dinihari, Afif nonton bareng atau nobar pertandingan bola bersama rekan-rekannya di pos. Makanya, kata Anggun, Afif keluar malam bersama temannya.
Keluarga pun yakin, anak sulungnya tidak terlibat atau berniat ikut tawuran. Sebab, hal itu sama sekali bukan kebiasaan Afif. “Belum pernah ada catatan (tawuran) itu, dan juga keluarga tidak yakin juga kalau Afif memang niat tawuran,” ujar Indira Suryani, Direktur LBH Padang.
Dalam kasus dugaan penyiksaan oleh polisi ini, Afif bersama anak-anak lain diduga hendak tawuran ketika bertemu patroli polisi di dekat Jembatan Kuranji, Padang, pada 9 Juni 2024 dini hari. Berdasarkan investigasi LBH Padang, pada saat itu sepeda motor yang dikendarai A, 17 tahun, dan ditumpangi Afif diduga ditendang polisi hingga terjatuh.
Mereka pun dibawa ke markas Polsek Kuranji untuk dimintai keterangan. Pada saat diperiksa, ada tujuh korban yang diduga mengalami penyiksaan. Teman Afif menyatakan sempat melihat korban dikerumuni polisi di Jembatan Kuranji, Padang, Sumatera Barat. Jasad Afif Maulana ditemukan pada hari yang sama, sekitar pukul 11.00 di aliran sungai dekat Jembatan Kuranji.
Komentar
Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy