Banda Aceh – Data terakhir capaian imunisasi dasar lengkap (IDL) 2023 mendudukkan Aceh pada posisi tiga terbawah dari seluruh provinsi di Indonesia, dengan 39,4 persen.
“Capaian imunisasi kita berada tiga terbawah dari seluruh provinsi di Indonesia, disusul provinsi baru Papua Tengah dan Papua Pegunungan,” ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Aceh, Iman Murahman di Banda Aceh, Sabtu, 15 Juni 2024.
Di level kabupaten, kata Iman, capaian IDL masih memprihatinkan, terutama di Pidie yang hanya 3,9 persen, disusul Aceh Jaya, Bireuen, dan Pidie Jaya masing-masing sekitar 12 hingga 14 persen.
Kebanyakan ibu di kabupaten tersebut, kata Iman, tidak menganggap imunisasi sebagai hal yang penting. “Serta ada anggapan imunisasi memberikan efek samping kepada bayinya karena melalui suntikan,” ujarnya.
Hingga April tahun ini, kata Iman, IDL juga belum mencapai target ke angka 33,3 persen. “Baru berada di angka 12 hingga 13 persen dari jumlah 105 ribu bayi yang ditargetkan. Artinya, baru 12 ribu hingga 13 ribu bayi yang sudah mendapatkan imunisasi lengkap. Mudah-mudahan kita bisa menggenjotkan kembali di bulan Juli, kalau Mei dan Juni sudah selesai,” ungkapnya.
Risiko Rendahnya Capaian Imunisasi
Menurut Iman, capaian imunisasi rendah ini sangat mengkhawatirkan, sebab Aceh masuk dalam wilayah zona merah atau memiliki risiko tinggi terhadap infeksi virus lumpuh layu atau polio.
“Tingkat risikonya mencapai 100 persen. Beberapa kasus virus polio yang kita temui seperti di Pidie pada 2022 itu juga hampir semua karena belum mendapatkan imunisasi lengkap. Ada juga sebenarnya yang lain di tinjanya terindikasi virus polio, tetapi tidak mengalami lumpuh layu karena dapat imunisasi,” ujarnya.
Selain polio, kata Iman, capaian imunisasi yang rendah bisa meningkatkan penularan virus dan bakteri lain. Mulai dari difteri, campak, rubella, hingga pertusis pada anak.
“Di RSUD Zainal Abidin tahun lalu ada 112 [anak] yang terduga rubella. Padahal targetnya hanya 21 saja, hampir lima kali dari target yang direncanakan di awal, ini dampak imunisasi yang rendah.”
Pemerintah Aceh, kata Iman, telah melakukan berbagai upaya meningkatkan capaian imunisasi, seperti mengeluarkan Surat Edaran Gubernur Aceh tentang penguatan imunisasi rutin dan surveilans. Selain itu, peraturan gubernur tentang percepatan peningkatan cakupan imunisasi, melakukan advokasi dan koordinasi lintas sektor, hingga melakukan supervisi suportif.
“Bahkan, kita juga melibatkan tokoh agama, masyarakat, serta media dalam upaya meningkatkan imunisasi di Aceh.”[]
Komentar
Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy