Khairatunnisak, Mahasiswa Universitas Malikussaleh, akhirnya berhasil mencatatkan namanya dalam dunia sastra setelah merilis buku pertamanya yang berjudul ‘Kita dan Waktu’. Di buku itu, Nisa–sapaan akrab Khairatunnisak, 20 tahun, membagikan pengalaman hidupnya kepada pembaca.
Ia mengaku hanya iseng saja menulis. Saat itu, Nisa sedang libur kuliah. Dara asal Aceh Timur ini juga nyantri di sebuah dayah. Kala itu, kegiatannya di pondok hanya mengaji, salat berjamaah, dan mengikut wirid.
Baca Juga: Saqila Mafrudha; Merintis Karier Model dan Bisnis MUA di Tengah Kesibukan Kuliah
Di sela-sela waktu luang, ia pun mulai menuliskan sederet kisah hidupnya. “Mungkin karena pada saat itu saya masih semester tiga kuliahnya, jadi agak ringan juga untuk saya sendiri bisa bagi waktu. Jadi saat itu hanya iseng saja, tidak ada dalam diri saya untuk saya sampai seperti sekarang,” ujar Nisa kepada Line1.News, Sabtu, 12 Oktober 2024.
Dia memilih judul ‘Kita dan Waktu’ karena menurutnya pasti banyak orang di luar sana yang merasakan sedih dan lelah dengan segala kondisi kehidupan yang ada. Maka, Nisa pun menggurat pengalaman hidupnya tentang apa yang dirasakan, apa yang diperjuangkan, dan apa yang diinginkannya, di dalam buku tersebut.
Baca Juga: Profil Bayu Satria, ‘Advokat’ Hak Anak yang Jadi Tim Perumus Debat Paslon Gubernur-Wagub Aceh
Walaupun iseng, di dalam diri Nisa tersimpan tekad untuk menjadi penulis. Selain itu, ia juga ingin menepis stereotif anak manja yang melekat pada anak bungsu. “Saya anak bungsu, yang mungkin banyak kata orang anak bungsu itu manjanya luar biasa ya? Namun saya jauh dari itu,” ungkapnya.
Nisa berharap pembaca bisa menikmati ‘Kita dan Waktu’ dan tergugah untuk berjuang dalam kehidupannya masing-masing. “Harapan saya semoga mereka bisa “hidup” dari membaca tulisan-tulisan saya. Mungkin tidak semua orang bisa menyerap buku saya. Namun, bagi yang merasakan rasa pahit dan manis hidup ini mungkin akan dapat memahami isi buku saya,” tutur mahasiswa Sosiologi semester tujuh ini.
Baca Juga: 6 Bulan di Abu Dhabi, Mahasiswi IAIN Lhokseumawe Sukses Selesaikan Skripsi Tentang Komunikasi
Kini, seiring padatnya jadwal kuliah, Nisa mencoba fokus di kampus. Ia menunda dulu menulis buku-buku selanjutnya. Baginya, kuliah menjadi tanggung jawab yang harus ia prioritaskan lebih dulu. “Saya ingin menyelesaikan tanggung jawab utama saya terlebih dahulu, yaitu perkuliahan saya. Saya tidak mau segala sesuatu itu runyam dan hancur, mending fokus ke satu-satu dulu,” ucapnya.
Setelah urusan kuliah beres nantinya, Nisa akan berkarya lagi. Sebab, petuah Imam Al-Ghazali selalu menggerakkan hasrat Nisa untuk menulis. “Saya selalu ingat kalimat Al-Ghazali, jika kamu bukan dari anak raja dan anak ulama, maka menulislah,” ujarnya. Dan, kata Nisa, nasihat sang Hujjatul Islam itu patut dipegang erat para penulis pemula agar selalu optimis dan tak pernah berhenti menulis.[]
Komentar
Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy