Banten – Pendiri Pusat Studi Al-Qur’an (PSQ) Profesor Quraish Shihab mengoreksi arti kata ‘ja’akum’ dalam Surat At Taubah ayat 128 dalam Tafsir Al-Mishbah yang ditulisnya.
Lafal ‘Laqad’, kata Profesor Quraish, bermakna ‘Allah bersumpah dengan penuh kesungguhan’. Karena itu, lafal selanjutnya seharusnya diartikan dengan ‘telah mendatangi kalian’ bukan ‘datang kepada kalian’.
“Yang membaca Al-Mishbah saya koreksi di sini, di sana [dalam kitab tafsir] ditulis ‘telah datang kepadamu’ mestinya ‘telah mendatangimu’,” ujar Quraish pada peringatan hari lahir ke-20 PSQ sekaligus Maulid Nabi di Masjid Bayt Al-Qur’an, Tangerang Selatan, Banten, Sabtu dikutip Selasa, 1 Oktober 2024.
Ia menambahkan, ketika menggunakan kata ‘kepada’ maka ada kesan berjarak. Profesor Quraish mengaitkan hal itu sebagaimana Allah SWT memerintahkan seorang anak untuk berbakti kepada orang tua.
“Apa bedanya? Kalau ‘kepada’ itu ada jarak. ‘Saya mengirim kepadamu’, ada jarak. Sama halnya ketika Allah memerintahkan seseorang untuk berbakti kepada orang tua. Allah tidak mengatakan birra’ ya walidaika, tapi birrul walidaini atau wabil walidaini,” ungkapnya dilansir dari NU Online.
Alumnus Mesir tersebut juga menerangkan fungsi huruf ba dalam kata birrul walidain atau wabil walidaini.
“Ba’ itu lil irshad, kamu harus mendempet dengan orang tuamu, jangan ada jarak antara kamu dengan orang tuamu. Tapi ketika berkata, berbaktilah kepada orang tuamu, bisa berkesan bahwa apa yang Anda lakukan adalah untuk orang tua Anda, tidak. Kalau Anda berbakti kepada orang tua bukan untuk kemaslahatan orang tua tetapi untuk kemaslahatan Anda,” terangnya.
Dengan demikian, dikatakan bahwa ‘ja’akum’ adalah bukti Nabi Muhammad SAW menaruh perhatian tinggi kepada umat manusia. “Di sini ‘ja’akum’ [artinya] dia telah mendatangimu, dia berbaur dengan kamu bukan dia yang mengundang kamu datang, itu artinya ‘ja’akum’,” imbuhnya.
Profesor Quraish juga mengatakan lafal ‘ja’a’ berbeda dengan ‘ata’. Lafal ‘ja’a’ digunakan untuk sesuatu yang agung dan tanggung jawab yang besar sebagaimana dalam Surat Adz-Dzariyat ayat 26.
“Lalu ‘ja’a’ digunakan untuk yang agung, yang dahsyat, yang paling baik dan bisa jadi berat dipikul. Berbeda dengan kata ‘ata’ yang boleh jadi ringan. Hal ataka haditsul ghasyiyah, berita tentang hari kiamat itu ringan dibanding dengan hari kiamat,” ujarnya.
Profesor Quraish melanjutkan pemaparannya hingga akhir ayat. Pemaparannya sempat terhenti sebab air matanya berlinang saat menjelaskan pengorbanan dan cinta Nabi Muhammad kepada umat Islam.
Acara dengan tema Meraih Kenikmatan Hidup Bersama Al-Quran tersebut juga menghadirkan pendakwah KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha, Ketua Dewan Pakar PSQ Dr KH Ahsin Sakho, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ulil Abshar Abdalla dan sejumlah tokoh serta ratusan jamaah.[]
Komentar
Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy