Jakarta – Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono mengatakan Indonesia siap bergabung dengan forum kerja sama ekonomi BRICS yang dipimpin Rusia. “Saya sampaikan bahwa Indonesia siap bergabung dalam BRICS. Indonesia siap dukung upaya BRICS majukan kepentingan Global South,” tulis Sugiono di unggahan akun Instagram-nya @sugiono_56, dilihat Sabtu, 26 Oktober 2024.
Sugiono menghadiri BRICS Plus Summit di Kazan, Rusia, pada Kamis, 24 Oktober 2024, sebagai Utusan Khusus Presiden Prabowo. “Indonesia percaya BRICS dapat mengedepankan hak pembangunan bagi negara berkembang, mendukung reformasi sistem multilateral enjadi kekuatan pemersatu global south,” ujarnya.
“Di BRICS, saya juga tegaskan pentingnya solidaritas dan komitmen untuk segera lakukan gencatan senjata dan penegakan hukum internasional untuk perdamaian global, khususnya di Palestina,” tulis Sugiono yang datang ke Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) itu dengan memakai peci hitam.
Baca Juga: Sebelum Terbang ke Rusia, Menlu Sugiono Transit di Banda Aceh
Di unggahan yang lain, Sugiono memajang fotonya berjabat tangan dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas. “Di sela-sela KTT BRICS, saya berbincang dengan Presiden Mahmoud Abbas, mengutarakan kembali komitmen Indonesia untuk terus membela kemerdekaan Palestina,” ujarnya.
Sementara Mahmoud Abbas, tambah Sugiono, juga menyampaikan harapannya kepada Indonesia untuk menggalang dukungan bagi pengakuan Negara Palestina di lingkungan negara-negara Global South atau negara-negara berkembang.
Selain Abbas, KTT BRICS juga dihadiri Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh, Presiden Cina Xi Jinping, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Presiden Iran Masoud Pezeshkian, Presiden Laos Thongloun Sisoulith, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, Menteri Luar Negeri Brasil Mauro Vieira, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey, dan State Secretary of the Union State Rusia-Belarus, Dmitry Mezentsev.
Baca Juga: Profil Menlu Sugiono Kelahiran Gayo, Lettu Korps Infanteri yang Pensiun Dini
Sementara dalam pernyataan yang dirilis Kementerian Luar Negeri, Sugiono menyebutkan bergabungnya Indonesia ke BRICS merupakan pengejawantahan politik luar negeri bebas aktif. “Bukan berarti kita ikut kubu tertentu, melainkan kita berpartisipasi aktif di semua forum,” paparnya.
Alasan lain RI ingin bergabung BRICS, ucap Sugiono, adalah forum tersebut selaras dengan program kerja Kabinet Merah Putih di bawah pimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Sekilas BRICS
BRICS adalah forum kerja sama ekonomi, politik, dan budaya di antara negara berkembang yang diambil dari singkatan negara anggota sekaligus penggagasnya yakni Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.
BRICS awalnya hanya terdiri dari Brazil, Rusia, India, dan China, dan dikenal sebagai “BRIC” yang diinisiasi pada 2006. Misi prioritasnya adalah membahas isu terkini global terutama terkait kemaslahatan para negara berkembang.
Namun, pada 2010, Afrika Selatan bergabung sehingga menjadi BRICS. Negara-negara ini dipilih karena memiliki perekonomian yang tumbuh pesat dan berpotensi menjadi kekuatan ekonomi global di masa depan.
Keanggotaan BRICS juga terus diperluas dan pada 2023 sejumlah negara seperti Ethiopia, Iran, Mesir, dan Uni Emirat Arab ikut bergabung.
Sugiono menuturkan dengan pengumuman ini, proses Indonesia untuk bergabung menjadi anggota BRICS telah dimulai.[]
Komentar
Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy