Idi – Harimau Sumatra (Panthera tigris sondaica) kembali memangsa ternak sapi di Dusun Alue Batee, Gampong Julok Rayeuk Selatan, Kecamatan Indra Makmu, Aceh Timur, pada Kamis dini hari, 6 Februari 2025.
Sapi tersebut milik Irawan, karyawan PT Perkebunan Nusantara 1 yang tinggal di Dusun Emplasemen, Desa Julok Rayeuk Selatan.
Dia memperkirakan serangan harimau terjadi sekira pukul 05.00 waktu Aceh. Dugaan itu diperkuat dengan kondisi luka pada sapi yang masih mengeluarkan darah segar saat ditemukan.
Insiden itu kemudian dilaporkan ke Kepolisian Sektor Indra Makur. Kapolsek Indra Makmu Iptu Muhammad Alfata menindaklanjuti laporan itu dengan mengerahkan anak buahnya bersama anggota Komando Rayon Militer Indra Makmu ke lokasi kejadian.
Baca juga: Tinggal Tulang, Sapi Milik Warga Aceh Timur Diduga Dimakan Harimau
“Setibanya di tempat kejadian, tim kami menemukan seekor sapi milik warga dalam kondisi mati dengan luka gigitan di paha depan kanan, yang diduga kuat akibat serangan harimau,” ujar Alfata dilansir dari Serambinews.com, Kamis, 6 Februari 2025.
Insiden Kedelapan di 2025
Kasus serangan harimau tersebut merupakan yang kedelapan kali terjadi di Indra Makmu sejak awal 2025.
Sebelumnya pada Minggu, 23 Juni 2024, sekira pukul 13.30, seekor sapi milik Aris Widodo, 30 tahun, warga Dusun Seuneubok Cina, Desa Alue Ie Mirah, diduga menjadi mangsa harimau di area perkebunan warga.
Setelah kejadian itu, Alfata mengimbau masyarakat lebih berhati-hati saat beraktivitas di luar rumah, terutama ketika bekerja di kebun. Yang paling penting, kata dia, tidak keluar rumah sendirian, terutama selepas matahari terbenam.
Tak hanya itu, Alfata juga mengimbau warga mengantisipasi kehadiran orang asing yang akan melakukan perburuan liar.
Baca juga: Warga Samar Kilang Bener Meriah Resah, Harimau Berkeliaran Memangsa Ternak
“Jika menemukan jejak harimau di dekat kandang ternak atau perkebunan, segera laporkan kepada kami untuk dikoordinasikan dengan pihak terkait.”
Namun, warga setempat semakin resah dan khawatir bila konflik terus berlanjut tanpa solusi jelas, tidak hanya ternak, keselamatan manusia juga terancam.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh telah melakukan berbagai upaya menangani konflik ini. Mereka telah memasang perangkap kurungan besi dengan umpan kambing untuk menarik harimau masuk ke dalam jebakan.
Namun, hingga kini usaha tersebut belum membuahkan hasil. Harimau tetap berkeliaran dan memangsa ternak warga.
Para pemerhati lingkungan menilai, konflik satwa liar dengan manusia di Aceh Timur tak lepas dari deforestasi yang mengakibatkan hilangnya habitat alami harimau.
Menurut data Yayasan HAkA, sepanjang tahun 2023, sekitar 611 hektare hutan di Aceh Timur telah mengalami deforestasi. Hilangnya hutan membuat harimau semakin kesulitan mencari makan di habitat aslinya dan terpaksa memasuki wilayah permukiman warga untuk bertahan hidup.[]
Komentar
Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy