KAMMI USK Kecam Kehadiran Pawang Hujan di Stadion Harapan Bangsa

KAMMI USK Kecam Kehadiran Pawang Hujan di Stadion Harapan Bangsa
Seorang perempuan yang diduga pawang hujan melakukan ritual di Stadion Lhong Raya. Foto: Tangkapan Layar

Banda Aceh – Kehadiran pawang hujan menjelang pembukaan PON di Stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya, Banda Aceh, juga memicu kecaman dan kritik keras dari KAMMI Universitas Syiah Kuala (USK).

Ketua KAMMI USK Muhammad Wudda Fauzan menyebut penggunaan pawang untuk menghentikan hujan merupakan salah satu perbuatan syirik dalam Islam.

Dia menyayangkan hal seperti itu justru muncul di Aceh menjelang perhelatan sebuah event nasional. “Seharusnya kita provinsi yang menjalankan syariat islam tidak boleh hal-hal seperti itu ada, apa lagi event nasional, ini mencoreng nama baik bumi Serambi Mekkah,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu, 28 Agustus 2024.

Menurut Wudda, hanya orang yang tidak paham ilmu agama yang meminta pertolongan kepada pawang hujan atau dukun. Sebab, kata dia, kehadiran pawang tidak memberikan pengaruh, hujan tetap turun dengan derasnya.

“Namanya pawang sukses kalau dari awal tidak hujan, tetapi Allah berkehendak lain dan menunjukkan kebesaran-Nya, di mana malah hujan deras,” ujarnya.

Wudda mengutip hadis Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassallam terkait larangan berhubungan dengan pawang hujan atau dukun. Hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari ini menyebutkan, orang yang mendatangi tukang ramal dan bertanya kepadanya tentang suatu perkara, salatnya tidak akan diterima selama 40 hari.

Seharusnya, kata Wudda, panitia PON dan Pemerintah Aceh tidak perlu menyewa pawang hujan.

“Kita dalam Islam ada namanya doa. Hujan adalah rahmat yang diturunkan oleh Allah tapi mengapa praktik seperti ini bebas dibuat di Aceh?”

Dia meminta panitia PON menghentikan pawang hujan tersebut dan memberikan klarifikasi atas apa yang terjadi.[]

Komentar

Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy