Banda Aceh – Kehadiran seorang pawang hujan di Stadion Harapan Bangsa Lhong Raya Banda Aceh membuat heboh. Dalam video yang beredar di media sosial, terlihat sesosok perempuan sedang melakukan ritual menghentikan hujan, dengan berjalan di pinggir stadion sembari memegang dupa.
Diduga, kehadiran pawang hujan itu bagi dari acara pembukaan PON Aceh- Sumut 2024 di stadion tersebut.
Aksi perempuan itu memantik reaksi keras ulama muda Aceh, Teungku Umar Rafsanjani. Dia mempertanyakan pihak yang memberikan izin kepada pawang hujan tersebut.
“Siapa yang memberikan izin kepada pawang itu? Apakah Pemerintah Aceh tahu akan hal ini? Kalau tahu, mengapa tidak dilarang? Atau pawang itu kiriman pemerintah pusat? Jika benar, maaf ya, Aceh tidak perlu pawang hujan. Kami masih percaya pada Malaikat Mikail untuk mengatur rezeki, termasuk hujan,” ujar Pimpinan Dayah Mini yang disapa Abi Umar ini dalam keterangan tertulis, Rabu, 28 Agustus 2024.
Dia menilai kehadiran pawang hujan merupakan sebuah pelecehan. “Ini adalah pelecehan bagi Aceh. Jika pawang itu masih ada di Aceh, pulangkan saja!”
Menurut Abi Umar, praktik menghentikan hujan oleh seorang pawang pasti menjadi perdebatan dalam masyarakat karena dianggap bertentangan dengan prinsip tauhid dalam Islam.
“Dalam konteks masyarakat Aceh yang kaya akan tradisi dan budaya serta prinsip keagamaan yang kental, penting bagi kita untuk selalu mengingat dan mematuhi prinsip-prinsip agama Islam,” ujarnya.
Dia menambahkan, Islam mengajarkan hanya Allah yang memiliki kekuasaan mutlak atas segala sesuatu, termasuk cuaca dan hujan.
Mempercayai atau mengandalkan pawang hujan untuk mempengaruhi cuaca, kata Abi Umar, adalah bentuk penyekutuan terhadap kekuasaan Allah, yang dikenal sebagai syirik.
“Syirik adalah pelanggaran serius dalam agama Islam karena menganggap adanya kekuatan lain yang dapat mempengaruhi takdir dan kehendak Allah,” ujarnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan dalam ajaran Islam, umat diajarkan untuk bergantung sepenuhnya pada Allah dalam segala hal.
“Kita harus yakin bahwa Allah yang mengatur dan menentukan segala sesuatu, termasuk hujan yang sangat penting bagi kehidupan kita. Ketika kita menghadapi masalah atau kebutuhan, seharusnya kita memohon kepada Allah dan berdoa agar diberikan solusi terbaik sesuai kehendak-Nya.”
Dia mengajak semua pihak untuk menegakkan keyakinan kepada Allah dan menjauhi praktik yang dapat mengarah pada syirik. “Kita harus mengingatkan diri kita sendiri dan orang lain tentang pentingnya menjaga keimanan kita dan hanya bergantung pada kekuasaan Allah dalam setiap aspek kehidupan.”
Terlebih lagi, tambah Abi Umar, Aceh memiliki regulasi syariat Islam. “Dengan memahami dan mempraktikkan ajaran Islam secara benar, kita dapat memastikan bahwa tradisi dan budaya yang kita lestarikan di Aceh tetap sejalan dengan keyakinan agama kita.”
“Semoga kita semua diberikan petunjuk dan kekuatan untuk senantiasa mengikuti jalan yang benar sesuai ajaran Islam, dan semoga Allah mengampuni kita semua. Semoga!”[]
Komentar
Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy