Kazan – Tiga Perguruan Tinggi Aceh, Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, Universitas Malikussaleh (Unimal) Lhokseumawe, dan Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh meneken nota kesepakatan kerjasama dengan Kazan State Power Engineering University (KSPEU), universitas di Republik Tatarstan, federasi Rusia.
Penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) itu berlangsung di kampus KSPEU, Kota Kazan, Ibu Kota Tatarstan, disaksikan Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud Al Haythar, pada Rabu, 26 Juni 2024.
MoU hasil penjajakan sejak 2022 itu mencakup legalitas kerjasama bidang pendidikan. “MoU ini menjadi bagian penting membangun kegiatan kolaboratif, pertukaran mahasiswa dan dosen, program beasiswa, serta transfer pengetahuan dan teknologi,” ujar Malik Mahmud dikutip Sabtu, 29 Juni 2024.
Malik juga menyampaikan bahwa kerjasama dengan kampus-kampus negeri di Tatarstan, menjadi indikasi kesamaan sejarah dan politik antara Aceh dengan Tatarstan. “Aceh bisa belajar bagaimana melakukan pengelolaan otonomi khusus secara baik, termasuk membangun kerja sama pendidikan dengan kampus luar negeri,” tambah Wali Nanggroe.
Tatarstan merupakan salah satu wilayah otonomi di Rusia yang diberikan kewenangan penuh dalam melakukan pengelolaan pemerintahan. Sementara Kazan merupakan kota ketiga terbesar di seluruh Federasi Rusia, setelah Moskow dan Saint Petersburg.
Rektor KSPEU Edvard Abdullazyanov menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Wali Nanggroe dan tiga rektor universitas di Aceh, yang telah berinisiatif membangun kerjasama dengan pihaknya.
“Inisiatif yang telah dilakukan oleh Wali Nanggroe Aceh sejak 2022 telah mulai memiliki hasil seperti saat ini,” ujar Edvard.
Ia juga menjelaskan tentang toleransi di Tartastan, di mana Islam, Yahudi, dan Kristen Ortodoks tumbuh bersamaan dan hidup berdampingan selama ratusan tahun.
Semangat toleransi itu, kata Edvard, dihidupkan di kampus yang didirikan pada era perang dingin 1968. KSPEU memiliki lima fakultas dan tiga puluh program studi, yang sebagian besar berhubungan dengan teknik elektro dan mesin.
“Kami juga telah bermitra dengan puluhan industri skala nasional dan internasional seperti Schneider, Siemens, Bosch, dan beberapa lainnya. KSPEU menjadi salah satu pusat laboratorium penting dalam pengembangan energi listrik dan terbarukan di Rusia.”
Wakil Duta Besar Republik Indonesia untuk Rusia, Berlian Helmy yang mendampingi delegasi Aceh menyampaikan terima kasih kepada Wali Nanggroe yang telah berinisiatif dalam membangun kerjasama dengan Federasi Rusia.
“Kami merasa terhormat dengan sambutan resmi yang dilakukan oleh pihak KSPEU dan Wakil Pemerintahan Republik Tatarstan pada acara ini. Kita harapkan tahun depan akan semakin banyak mahasiswa yang kuliah di Kazan,” ujar Berlian.
Kedatangan delegasi Aceh yang dipimpin Wali Nanggroe disambut langsung oleh Rektor KSPEU Edvard Abdullazyanov dan jajaran, didahului dengan seremoni penyambutan tarian khas Tatarstan, dilanjutkan dengan penghormatan kepada rakyat Tatarstan yang ikut dalam revolusi pembentukan Negara Uni Soviet.
Di akhir kegiatan, Wali Nanggroe mengalungkan cinderamata berupa Kerawang Gayo kepada Edvard Abdullazyanov.[]
Komentar
Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy