Tips Antistres Saat Terjebak Macet di Jalur Mudik

Konvoi mobil Presiden Jokowi dihadang kemacetan saat menuju Bandara Halim Perdanakusuma, di Jalan MH Thamrin, Bunderan HI, Jakarta, 5 Februari 2015. Foto: Tempo
Konvoi mobil Presiden Jokowi dihadang kemacetan saat menuju Bandara Halim Perdanakusuma, di Jalan MH Thamrin, Bunderan HI, Jakarta, 5 Februari 2015. Foto: Tempo

Setiap tahun di musim mudik Lebaran, para pemudik dengan kendaraan pribadi, travel, atau bus harus menghadapi tantangan kemacetan di perjalanan.

Terjebak di dalam mobil atau di atas motor selama berjam-jam memang menjengkelkan, melelahkan, dan memicu emosi serta kecemasan.

Menurut psikolog klinis Joseph Rock, kecemasan akibat kemacetan berakar dari sistem respons alami otak.

“Yang terjadi, orang mulai merasa cemas dan ketika cemas, tubuh pun bersiap melakukan sesuatu. Inilah respons lawan atau lari, Anda bersiap untuk kabur atau melawan,” jelasnya di Cleveland Clinic.

Rock mengatakan respons lawan atau lari itu sungguh menguras energi. Dan jika tak ada pelampiasan untuk melepaskan energi maka dampaknya adalah ketidaknyamanan fisik.

“Anda tak bisa lari atau melawan saat duduk lama dalam kemacetan. Tapi tubuh tetap bekerja keras–jantung berdebar, napas cepat dan pendek, seperti ada hal buruk yang akan terjadi.”

Psikolog dari Universitas Gadjah Mada, Novi Poespita Candra, mengatakan orang yang terlalu sering menghadapi kemacetan lalu lintas berisiko mengalami gangguan fisik dan mental.

“Dampak kemacetan adalah fisik dan psikologis. Kelelahan fisik terjadi karena tubuh harus duduk lama menyetir,” ujar Novi dalam sebuah wawancara dengan Antara pada Ferbuari 2023.

Ia mencontohkan orang yang terlalu lama menyetir akan mengalami kelelahan fisik pada bagian leher dan punggung, juga kelelahan psikis sehingga mempengaruhi kondisi emosi.

Kemacetan lalu lintas bisa memicu orang lebih sensitif dan mudah tersinggung karena melihat situasi yang tidak jelas.

Faktor kelelahan membuat sulit fokus, berpikir, dan mengatur emosi serta perilaku.

“Kondisi ini akan mempengaruhi performa keseluruhan. Jika kondisi fisik terganggu maka asupan oksigen kurang karena kurang gerak,” kata Novi.

Dilansir dari Zee News edisi Juni 2024, beberapa masalah kesehatan fisik yang bisa muncul di antaranya masalah pernapasan akibat polusi, termasuk asma.

Selain itu, waspdai pula infeksi saluran kemih akibat duduk terlalu lama.

Sementara masalah kesehatan mental yang mungkin terjadi adalah stres kronis, yang bisa memicu pengemudi berkendara secara ceroboh, ugal-ugalan, dan tidak sabaran.

Kemudian, duduk berjam-jam di kendaraan juga berdampak pada kemampuan kognitif, yang ditandai dengan perasaan putus asa, kurang kontrol, dan frustasi.

Apa yang Perlu Dilakukan?

Terjebak dalam kemacetan membuat sebagian orang mudah stres dan marah-marah ketika mengemudi. Kondisi ini dapat berpengaruh pada kesehatan dan cara mengemudi di jalan.

Menurut Cleveland Clinic, ada beberapa cara mengendalikan emosi saat terjebak macet.

Usahakan tetap tenang dan tidak terlalu cemas. Orang akan memaklumi keterlambatan akibat jalanan macet.

Kemudian, kendalikan diri. Tidak perlu tergesa-gesa keluar dari mobil dan memeriksa keadaan jalan di depan atau akibat kemacetan karena akan membuat pengemudi lebih sulit merasa tenang.

Dalam situasi ini sebaiknya lakukan teknik pernapasan, seperti menarik napas, embuskan, dan ulangi sampai tenang dan lebih rileks.

Putar musik maupun acara radio. Anggap kondisi macet sebagai sarana untuk lebih rileks. Gunakan kesempatan ini untuk memutar lagu favorit maupun acara radio kesukaan.

Apabila saat macet beberapa kendaraan memotong jalan, sebaiknya terima saja, jangan dibawa emosi. Marah-marah saat berkendara hanya akan memperburuk keadaan.

Berusaha menunjukkan sikap dan wajah ceria dapat membuat suasana macet terasa tidak terlalu buruk dan baik untuk menjaga kondisi emosional agar tidak mudah marah-marah di tengah kemacetan.[]

Komentar

Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy