Takengon – Ketua Umum (Ketum) Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) Triwatty Marciano mengatakan lapangan pacuan kuda Haji Muhammad Hasan Gayo di Kecamatan Pegasing, merupakan yang terbaik di Indonesia saat ini.
Pasalnya, kata Triwatty, panjang lintasan pacuan kuda di lapangan tersebut 1.400 meter. “Lapangannya juga terlihat rapi. Ditambah lagi tribun untuk penonton yang siap menampung sebanyak 6.500 penonton dan sudah dilengkapi sarana ibadah. Ini menjadi lapangan terbaik di Indonesia,” ujar Triwatty kepada Line1.News di hadapan Penjabat Bupati Aceh Tengah Subhandhy, Rabu malam di pendopo bupati, 4 September 2024.
Istri Ketum Koni Pusat, Marciano Norman Sasono, itu datang ke Takengon untuk mengecek perlombaan pacuan kuda tradisional sebagai tes event PON 21 Aceh-Sumut. Kelas tambahan pacuan kuda tradisional tersebut bakal digelar di lapangan pacuan kuda Haji Muhammad Hasan Gayo, diikuti sekitar 75 peserta.
Triwatty juga menyumbangkan secara simbolis 125 medali pertandingan untuk kelas tambahan, yang diterima langsung oleh Subhandhy. “Perlombaan kelas tambahan tradisional cukup menarik untuk menunjukkan kearifan lokal. Tapi harus kita perhatikan keselamatan joki, kuda dan penonton, justru itu sebagai ikon yang harus kita dukung,” ujar Triwatty.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan, tambah Triwatty, titik-titik parkir dan rekayasa lalu lintas, distribusi air, penempatan UMKM, sampah kotoran kuda dan teknis pertandingan.
“Selain kantong-kantong parkir dan air bersih, perlu juga sampah kotoran kuda karena kru dan trainer belum tahu buang sampah kotoran menyebabkan kuda jadi tidak sehat, padahal sampah tersebut dapat bernilai seperti pupuk,” ungkapnya.
Subhandhy sendiri berharap test event pacuan kuda tradisional itu berlangsung sukses. Saat PON nanti, kata dia, pacuan kuda tradisional akan digelar sebagai kelas tambahan di samping kelas prestasi, untuk mengangkat budaya lokal.
Menurutnya penunjukan Aceh Tengah sebagai tuan rumah pacuan kuda PON, merupakan suatu kehormatan bagi masyarakat secara umum.
“Selain keuntungan manfaat infrastruktur daerah, juga memiliki potensi besar untuk mengangkat nama daerah dan mempromosikan budaya lokal. Dan pastinya menjadi tuan rumah akan mendatangkan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar”, ujar Subhandhy.
PON, kata Subhandhy, merupakan kesempatan emas untuk memperkenalkan Aceh Tengah sebagai tuan rumah yang siap memberikan layanan terbaik bagi para atlet dan pengunjung yang hadir di Kota Takengon.
Dia menegaskan pemerintah daerah memberikan dukungan penuh terhadap event nasional tersebut.
“Masalah pada sarana pendukung terkait PDAM tangki air yang kurang, kita usahakan semaksimal mungkin mungkin dengan penambahan tandon air, listrik telah bekerjsama dengan PLN, titik parkir telah kita siapkan dan masalah sampah sudah kita selesaikan,” ujar Subhandhy.
Ia berharap semua pihak, baik panitia penyelenggara, peserta, maupun pengunjung, dapat berkolaborasi untuk memastikan PON berjalan lancar dan sukses.[]
Komentar
Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy