Beijing – Sebuah bank di Cina mendapat pujian setelah berhasil memperbaiki uang kertas yang dipotong menjadi lebih dari 100 ribu keping oleh seorang wanita yang menderita depresi.
Tugas menyatukan uang kertas senilai 32.000 yuan (sekitar Rp71 juta) memerlukan waktu lebih dari 20 hari dan melibatkan empat karyawan.
Seorang wanita bernama Zhang membawa uang tersebut ke Bank Industri dan Komersial Cina (ICBC) di Kunming, provinsi Yunnan, Cina barat daya, pada bulan Juni, menurut laporan Beijing Youth Daily.
Lima tahun sebelumnya, uang tersebut dipotong-potong oleh saudara iparnya yang berjuang melawan masalah kesehatan mental sebelum akhirnya meninggal. Saudara laki-laki Zhang, yang kini menjadi duda dengan empat anak, tinggal di sebuah desa pegunungan di provinsi Sichuan. Keluarga ini miskin dan sangat membutuhkan uang. Mereka telah mencoba menukar pecahan uang ini di beberapa bank lokal, namun ditolak dengan alasan terlalu merepotkan.
Saat Zhang mengunjungi keluarga saudara laki-lakinya di Sichuan, ia bertanya apakah ia boleh membawa uang yang rusak itu ke Kunming untuk mencoba menukarkannya.
“Kehidupan saudara saya tidaklah mudah, dan jika uang itu dapat ditukar, itu akan sangat membantu mereka, jadi saya memutuskan untuk mencoba peruntungan saya,” kata Zhang.
Tak disangka, cabang ICBC langsung setuju membantunya dengan memperbaiki uang tersebut. Bank menugaskan empat karyawan untuk menyatukan kembali uang kertas yang rusak.
“Ini pertama kalinya kami melihat begitu banyak pecahan uang kertas, ada lebih dari 100.000 lembar, beberapa bahkan lebih kecil dari kuku jari. Ada tiga jenis mata uang dengan pola yang berbeda,” kata salah satu pekerja.
Mereka menggunakan kaca pembesar untuk mengidentifikasi pecahan-pecahan tersebut, yang memakan waktu 22 hari kerja intensif. Akhirnya, mereka berhasil menyambung uang kertas dengan nilai gabungan 32.000 yuan.
Sebagai ungkapan terima kasih, Zhang mengirimkan spanduk sutra khusus ke bank yang bertuliskan: “Pertimbangkan kesulitan orang lain, selesaikan masalah, dan hangatkan hati.”
Peristiwa ini memicu gelombang pujian terhadap bank tersebut di media sosial. “Acungan jempol untuk bank. Mereka sangat bersimpati terhadap orang biasa,” kata seseorang di Douyin. “Betapa kerasnya para staf bank bekerja. Mereka mungkin akan depresi setelah menangani begitu banyak uang kertas yang rusak,” kata yang lain.[]
Komentar
Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy