Ada hadis yang diriwayatkan dari Abu Said Al Khudri RA tentang nasihat berharga yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW. Nasihat ini terkait orang-orang yang berusaha meraih kekayaan.
Abu Said Al Khudri RA menceritakan suatu hari Rasulullah duduk di atas mimbar dan para sahabat pun duduk di dekatnya. Lalu Nabi bersabda, “Sesungguhnya di antara yang aku khawatirkan terjadi pada kalian sepeninggalku adalah sesuatu yang Allah keluarkan untuk kalian dari berkahnya bumi.”
Sahabat menanyakan maksud dari berkahnya bumi. Rasulullah menjawab, “Perhiasan dunia.” Seseorang kemudian bertanya lagi, “Wahai Rasulullah, apakah mungkin kebaikan akan mendatangkan keburukan?”
Rasulullah SAW kemudian diam sejenak, sampai beberapa sahabat mengira telah turun wahyu. Setelah itu, Nabi mengusap keningnya lalu bersabda, “Di manakah orang yang bertanya tadi?” Lelaki itu berkata, “Saya.” Perawi Abu Said berkata, “Kami sempat memujinya ketika dia tiba-tiba muncul.”
Lalu, Rasulullah bersabda, “Sungguh kebaikan itu tidak mendatangkan kecuali kebaikan. Sungguh harta dunia ini adalah hijau dan manis. Setiap sesuatu yang ditumbuhkan pada musim semi akan mematikan atau membinasakan, kecuali pemakan hijau-hijauan, dia makan sampai lambungnya melebar. Kemudian menghadap matahari lalu buang air besar, kencing dan kembali, dan makan. Sungguh harta itu terasa manis, maka siapa yang mendapatkan kekayaan dengan cara yang benar dan meletakkan dengan cara yang benar pula, maka dia beruntung. Dan siapa yang mendapatkan kekayaan dengan cara yang tidak benar, maka dia ibarat orang yang makan dan tidak pernah merasa kenyang.”
Hadis tersebut ada dalam Shahih Bukhari. Adapun matan hadis itu juga diriwayatkan dari beberapa sahabat yang lain. Salah satunya dari Said bin Al Musayyib, dari Hakim bin Hizam, yang juga tercantum dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim.
Dalam hadits itu, Nabi Muhammad SAW mengibaratkan seseorang yang meraih kekayaan melalui cara zalim dengan orang yang makan tapi tidak pernah merasa kenyang. Artinya, dia merasakan lapar palsu.
Makanan yang dikonsumsinya sebetulnya adalah penyakit. Penyakit ini membuat orang tersebut kelak mengalami penderitaan, karena terus-menerus makan namun tidak merasa kenyang. Orang semacam itu akan kehilangan nikmat.
Allah SWT menghilangkan dan mencabut nikmat orang tersebut sehingga sejatinya ia miskin selamanya. Sudah diberi harta yang berlimpah, tetapi tidak pernah merasa cukup dan tidak pernah bersyukur.
Orang tersebut ibarat orang lapar yang tidak merasa puas dengan makanannya, betapapun banyaknya dia makan. Di Hari Kiamat kelak, dia digambarkan sebagai orang yang serakah dan boros karena hartanya digunakan untuk berbagai hal yang tidak diridhai Allah SWT.
Komentar
Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy