Aceh Besar – Minyak nilam produksi petani di Gampong Umong Seuribee, Kecamatan Lhoong, Aceh Besar, diminati industri parfum di Prancis. Minyak nilam Aceh itu bahkan menjadi salah satu bahan baku utama produk parfum di Prancis, termasuk untuk merek-merek internasional seperti Chanel.
Hal itu disampaikan Ketua Koperasi Nilam Lhoong Aceh Sejahtera (Nilas), Faisal kepada Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah, yang singgah di Umong Seuribee saat touring sepeda motor dari Banda Aceh ke Puncak Gunung Geurutee, Sabtu, 4 Oktober 2025.
Fadhlullah bersama Kapolda Aceh, Irjen Pol Marzuki Ali Basyah, jajaran OJK dan pimpinan perbankan di Aceh, berangkat dari Banda Aceh sekitar pukul 07.30. Rombongan Wagub menempuh perjalanan sekitar 3 jam menjajal jalanan aspal mulus lintas Banda Aceh- Meulaboh hingga tiba di puncak Gunung Geurutee.
Di tengah perjalanan rombongan Wagub singgah di Umong Seuribee. Di gampong tersebut, Wagub dan Kapolda Aceh mengunjungi lokasi budidaya tanaman nilam milik Kelompok Nilas binaan Bank Syariah Indonesia (BSI).
Disambut Faisal dan para petani nilam, Wagub dan Kapolda meninjau kebun nilam. Fadhlullah juga melihat proses pembuatan minyak nilam, mulai dari pengeringan daun hingga penyulingan.
Kepada Fadhlullah, Faisal menjelaskan total area kebun nilam kelompok tani binaan BSI di gampong tersebut seluas 20 hektare (Ha).
“Per hektare menghabiskan modal dana sekitar Rp40-50 juta,” kata Faisal, dikutip dari laman Humas Pemerintah Aceh.
Menurut Faisal, pihaknya bisa mendapatkan 100 hingga 150 kg minyak nilam per Ha.
Minyak tersebut dijual Koperasi Nilas kepada PT UGreen Aromatics International (UGreen) di Banda Aceh. Perusahaan tersebut kemudian mengekspor minyak nilam Umong Seuribee ke Prancis. “Dan nantinya di negara tersebut akan diproduksi parfum merek Chanel yang bahan bakunya berasal dari nilam Aceh”.
Mengatur Harga Jual
Faisal menyebut harga minyak nilam per kg yang dijual pihaknya terus berfluktuatif. Mulai dari Rp700 ribu hingga Rp2 juta.
“Harga saat ini lagi turun di Rp700 ribu. Bila harga segini petani hanya mendapatkan untung sangat sedikit setelah menanam dan merawat tanaman selama enam bulan,” ujar Faisal.
Faisal berharap pemerintah mencari solusi agar harga komoditas itu tidak dipermainkan. Dia meminta pemerintah bisa mengatur harga jual dari petani minimal Rp1 juta/kg minyak nilam.
Wagub Fadhlullah mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat agar minyak nilam Aceh bisa ditetapkan harga standar minimal yang tidak merugikan petani saat lagi kondisi apapun.
“Salah satu nilam terbaik dunia adalah di Aceh, saya harap bapak terus berjuang dan semangat menanam nilam. Jangan berhenti saat kondisi seperti ini, kami akan mencari solusinya,” kata Fadhlullah.
Fadhlullah juga menyampaikan kehadiran 80 ribu Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) yang digagas Presiden Prabowo akan menjadi solusi terkait harga produk pertanian. KDMP akan menampung produk pertanian petani dengan standar harga yang sama di seluruh KDMP se-Indonesia.
Fadhlullah turut menawarkan pembiayaan perbankan kepada para petani yang membutuhkan modal. “Hari ini bersama-sama datang dua pimpinan perbankan di Aceh, Bank Aceh dan BSI, tentu kedua bank ini harus memudahkan bapak-ibu yang membutuhkan pembiayaan,” tegasnya.
Wagub berharap produksi nilam Aceh dapat terus berkembang dengan cara menggencarkan hilirisasi. “Dulu kita jual daunnya saja, tapi sekarang sudah bisa disuling menjadi minyak dan harganya tentu lebih mahal”.
“Ke depan kita berupaya Aceh bisa mengolah sendiri minyak nilam untuk dijadikan parfum dan produk lainnya,” ucap Fadhlullah.[]
Komentar
Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy