Banda Aceh – Ketua Fraksi Gerindra DPRA Abdurrahman Ahmad keberatan dengan pernyataan Ketua DPRA Zulfadhli terkait surat perintah penunjukan Alhudri sebagai Pelaksana tugas (Plt) Sekda Aceh.
Zulfadhli sebelumnya menyebutkan surat itu bentuk permainan Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah atau Dek Fad dan Bendahara Gerindra Aceh Teuku Irsyadi. Hal itu dilontarkan Zulfahdli di sidang paripurna pelantikan Wakil Ketua DPRA Ali Basrah pada Jumat malam, 21 Februari 2025.
Dalam keterangan tertulisnya kepada Line1.News, Sabtu, 22 Februari 2025, Abdurrahman mengatakan apabila terdapat kekeliruan di dalam surat, hal itu merupakan ranah eksekutif untuk memperbaikinya.
Dia menilai apa yang dilakukan Zulfahdli di sidang paripurna adalah tindakan kurang beretika. Abdurrahman juga menyayangkan ucapan Zulfahdli akan menurunkan Mualem-Dek Fad.
Sebelumnya, dari rekaman video yang dilihat Line1.News di kanal YouTube DPRA, Zulfadhli mengungkapkan ia dan Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau Mualem notabene tidak ada persoalan.
Baca juga: Ketua DPRA: Surat Perintah Plt Sekda Alhudri Permainan Dek Fad dan Bendahara Gerindra Aceh!
“Kalau ada persoalan dengan Mualem, tidak berani saya ngomong begini malam ini. Kita dukung Mualem-Dek Fad kalau dia (Dek Fad) tidak begini lagi kerjanya, dan hubungan eksekutif legislatif harmonis, kita akan dukung dia. Kalau tidak, kita turunkan dia (Dek Fad)!” ucap Zulfadhli.
Menurut Abdurrahman, kejadian tersebut harus disikapi tegas oleh Partai Aceh agar tidak merusak hubungan baik Mualem-Dek Fad atau Partai Aceh dan Gerindra.
“Saya yakin banyak kader Partai Aceh yang lebih baik dan mampu memimpin DPRA. Harmonisasi eksekutif dan legislatif harus terjaga dengan baik, agar program-program yang dilaksanakan Mualem-Dek Fadh lima tahun ini dapat berjalan dengan baik,” ujar Sekretaris Gerindra Aceh itu.[]
Komentar
Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy