Jakarta – Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah atau Dek Fad memastikan pengelolaan sumber daya alam (SDA) Aceh berjalan dengan adil dan transparan. Karena itu, kata dia, sangat diperlukan peran generasi muda, khususnya mahasiswa.
Hal itu disampaikan Dek Fad dalam Simposium Nasional Mahasiswa Aceh 2025 dan Mubes ke-8 Ikatan Mahasiswa Pascasarjana (IMPAS) Aceh-Jakarta, di Aula Lantai 2, Mess Aceh di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu, 22 Februari 2025.
Ia mengajak peserta simposium aktif berdiskusi dan mencari solusi terbaik, agar kekayaan alam di Aceh bisa membawa manfaat luas, bukan hanya untuk segelintir pihak.
“Kami mengapresiasi terselenggaranya simposium dan musyawarah besar ini sebagai momentum bagi mahasiswa dan intelektual muda Aceh, untuk berkontribusi dalam pembangunan daerah serta memperkuat silaturahmi dan regenerasi organisasi,” ujar Dek Fad.
Tema simposium mengenai temuan cadangan gas besar di perairan Aceh, kata dia, sangat relevan karena potensi ini dapat mengubah perekonomian Aceh.
“Namun pertanyaannya adalah, siapa yang akan mendapat manfaat terbesar. Secara ekonomi, cadangan gas ini dapat meningkatkan pendapatan daerah, membuka lapangan kerja, dan menarik investasi, sehingga jika dikelola dengan baik, hasilnya dapat mendukung infrastruktur, pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat,” sebutnya.
Dia meminta musyawarah besar IMPAS bisa menjadi ajang regenerasi kepemimpinan mahasiswa Aceh di Jakarta. “Harapannya, lahir pemimpin-pemimpin muda yang berwawasan luas, berintegritas, dan berkomitmen untuk kemajuan Aceh,” katanya.
Selain itu, pada musyawarah ini diharapkan berlangsung dengan semangat kebersamaan dan menghasilkan keputusan terbaik bagi organisasi.
“Generasi muda harus memiliki kapasitas dan daya saing yang kuat agar tidak sekadar menjadi penonton, tetapi menjadi pemain utama dalam berbagai sektor.”[]
Komentar
Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy