Belacan Tutuk Khas Kuala Peunaga, Begini Cara Bikinnya

Belacan tutuk Kuala Peunaga foto Zawiyahnews
Belacan tutuk khas Kuala Peunaga. Foto: Dokumen Zawiyahnews/Suriyani

Aceh Tamiang – Bupati Aceh Tamiang, Armia Pahmi, mendorong pengembangan potensi ekonomi lokal di Kampung Kuala Peunaga, Kecamatan Bendahara.

Armia menyebut produk terasi kampung itu, belacan tutuk atau tutok dikenal luas di Aceh. Selain aroma khas, cita rasanya disebut bikin nagih.

“Ini perlu dikembangkan dari home industry menjadi produk pabrikan yang dikelola profesional agar dapat bersaing di pasar yang lebih luas,” kata Armia usai penyerahan 207 sertifikat tanah kepada masyarakat Kuala Peunaga, dikutip Line1.News dari laman Pemkab Aceh Tamiang, Minggu, 3 Agustus 2025.

Armia menyatakan Pemkab Aceh Tamiang berkomitmen terus mendorong kemajuan Kuala Peunaga melalui program-program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.

Baca juga: Warga Kuala Peunaga Tempuh 7 Km Akses Air Bersih, Jalan Sulit Dilalui

Tentang Kuala Peunaga

Kuala Peunaga salah satu desa pesisir di Kecamatan Bendahara. Kampung ini seluas 1.141,41 hektare, menurut data dalam Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 14 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2012-2032.

Desa itu memiliki tiga Dusun: Alur Putung, Singgah Mata, dan Ujung Baru. Jarak Kuala Peunaga dengan Kantor Camat Bendahara sekitar 28 kilometer, dan sejauh 53 km dari Kantor Bupati Aceh Tamiang.

Menurut Datok Penghulu Kuala Peunaga, Riki Rikardo, sekarang jumlah kepala keluarga di kampung ini sebanyak 318, meningkat dari 176 KK pada 2006.

Riki menyebut masyarakatnya belum memiliki akses air bersih. Warga desa itu harus menempuh jarak hingga 7 kilometer ke Kampung Gedong, Kecamatan Seruway, untuk akses air bersih.

Badan jalan Kampung Kuala Peunaga masih tanah berbatu, sehingga sulit dilintasi kendaraan pada musim hujan.

Sebagian besar masyarakat Kuala Peunaga merupakan nelayan dan petani. Udang hasil tangkapan nelayan bisa diolah menjadi terasi.

Produksi Belacan Tutuk

[Proses melumatkan udang rebon yang sudah dicampur garam dan pewarna makanan setelah fermentasi dan penjemuran kedua untuk membuat belacan tutuk. Foto: Dokumen Zawiyahnews/Suriyani]

Mengutip artikel ditulis Suriyani, mahasiswi Prodi Ekonomi Syariah IAIN Langsa, di zawiyahnews pada akhir 2022, bahan utama pembuatan terasi atau belacan tutuk ialah udang, garam, dan pewarna makanan bewarna merah.

Berikut tahapan pembuatan belacan tutuk:

1. Tahap penangkapan udang

Langkah pertama penangkapan udang. Udang yang dicari oleh masyarakat nelayan untuk bahan baku terasi adalah rebon atau udang kecil-kecil.

2. Tahap pembersihan

Ketika udang rebon hasil tangkapan nelayan sudah sampai di darat, dilanjutkan dengan pembersihan dan pemilahan agar tidak bercampur dengan udang besar, ikan, dan sampah.

3. Tahap penjemuran pertama

Setelah udang dibersihkan, penjemuran pertama udang sedikit tebal di atas plastik di bawah matahari. Penjemurannya sekitar 3 jam.

4. Tahap penggaraman dan pewarnaan

Udang yang sudah dijemur lalu dituangkan ke dalam wadah bersih untuk dicampurkan dengan garam. Pada tahap ini juga diberikan pewarna makanan berwarna merah. Warna tersebut akan menarik minat pembeli terasi.

5. Tahap fermentasi

Fermentasi udang yang sudah dicampur garam dan pewarna selama satu malam.

6. Tahap penjemuran kedua

Selanjutnya penjemuran kedua di atas plastik di bawah matahari selama beberapa jam.

7. Tahap melumatkan

Untuk melumatkan (menumbuk halus-halus) udang, masyarakat sekitar masih menggunakan lesung. Udang yang sudah dijemur diisi sedikit demi sedikit ke dalam wadah lalu ditumbuk dengan lesung hingga lumat.

8. Tahap pencetakan

Terasi yang sudah dilumatkan, ditutuk dengan alat tradisonal, lesung. Setelah itu terasi dicetak dengan beberapa bentuk. Salah satunya cetakan setengah kilo dengan bentuk batu bata untuk menarik minat pembeli.[]

 

Komentar

Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy