Banda Aceh – Sekda Aceh, M. Nasir, meresmikan penggunaan alat Magnetic Resonance Imaging (MRI) 1,5 Tesla di Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh.
Peresmian dilakukan usai serah terima alat tersebut, di Gedung Onkologi RSUDZA Banda Aceh, Rabu, 8 Oktober 2025.
Nasir mengatakan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang cepat, tepat, dan berkualitas terus meningkat dari waktu ke waktu. Karena itu, Pemerintah Aceh terus berupaya memperkuat sarana dan prasarana medis, termasuk dengan pengadaan alat kesehatan berteknologi tinggi seperti MRI 1,5 Tesla.
“Kehadiran alat MRI ini langkah besar dalam meningkatkan kemampuan diagnosis dokter dan mempercepat layanan kesehatan bagi masyarakat. Dengan teknologi ini, masyarakat Aceh kini dapat menikmati layanan berstandar tinggi tanpa perlu dirujuk ke luar daerah,” kata Nasir, dikutip dari keterangan tertulis.
Dia menyebut peresmian alat MRI 1,5 Tesla diharapkan mampu mempercepat waktu antrean pemeriksaan, meningkatkan akurasi diagnosa, serta memperkuat pelayanan RSUDZA sebagai rumah sakit rujukan nasional di wilayah barat Indonesia.
Menurutnya, MRI 1,5 Tesla merupakan alat pencitraan medis canggih yang mampu menghasilkan citra organ tubuh dengan resolusi tinggi. Sehingga membantu dokter menegakkan diagnosis penyakit secara lebih cepat dan akurat, termasuk untuk kasus gangguan saraf, kardiovaskular, serta penyakit organ vital lainnya.
Mantan Kadispora Aceh ini menegaskan peningkatan fasilitas medis harus berjalan seiring dengan kesiapan sumber daya manusia (SDM) agar pemanfaatan alat bisa maksimal.
“Setelah pengadaan alat ini, yang tidak kalah penting adalah memastikan kesiapan SDM. Kita harus menyiapkan tenaga profesional secara berkelanjutan agar alat ini benar-benar optimal dan tidak bergantung pada personel yang terbatas,” jelas dia.
Pemerintah Aceh berkomitmen mendukung RSUDZA sebagai rumah sakit rujukan utama dan kebanggaan rakyat Aceh, yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI sebagai pengampu layanan Kanker, Jantung, Stroke, Uronefrologi, dan Kesehatan Ibu dan Anak (KJSU–KIA).
Sekda juga menyampaikan Aceh kini tengah menyelesaikan pembangunan empat Rumah Sakit Regional, salah satunya telah diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah. Namun, rumah sakit tersebut masih membutuhkan dukungan peralatan medis dan tenaga kesehatan dari Kementerian Kesehatan.
“Kami berharap kerja sama dengan Kemenkes terus berlanjut agar layanan kesehatan di seluruh Aceh semakin merata dan masyarakat di daerah terpencil tidak lagi kesulitan mendapatkan pelayanan medis berkualitas,” katanya.
Pelaksana Harian Direktur RSUDZA, Arifatul Khorida, menjelaskan pengadaan alat MRI 1,5 Tesla ini merupakan proses panjang yang telah direncanakan sejak lama untuk memperkuat layanan diagnostik.
“Alat MRI sebelumnya (yang ada di RSUDZA) telah berusia lebih dari 15 tahun. Alhamdulillah, kini alat baru sudah berfungsi sebagian dan segera akan beroperasi penuh. Kami berterima kasih kepada Kementerian Kesehatan atas dukungan dan kepercayaan yang diberikan,” ujar Arifatul.
Ketua Tim Kerja Hibah dan Pinjaman Luar Negeri/Manager PMU Sihren, Aderia Rintani, mengatakan penyerahan alat ini wujud nyata kolaborasi pemerintah pusat, daerah, dan rumah sakit dalam memperkuat sistem kesehatan nasional.
“Ini bukan sekadar seremoni. Kami menanggung biaya pemeliharaan alat selama lima tahun agar operasionalnya optimal. Namun, tantangan sesungguhnya adalah memastikan alat ini digunakan secara efektif dengan dukungan SDM yang kompeten,” kata Aderia.
Aderia menekankan pentingnya dukungan daerah untuk menyiapkan tenaga ahli melalui program pelatihan dan beasiswa sehingga operasional alat kesehatan di rumah sakit bisa lebih maksimal.
“Kami berharap pemerintah daerah dapat berkolaborasi dalam menyiapkan tenaga terlatih agar investasi besar ini benar-benar memberi dampak positif bagi masyarakat Aceh,” ucap Aderia.[]
Komentar
Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy