Mubadala Energy Mulai FEED di Blok Andaman Juni 2026, Ini Respons SKK Migas dan Wali Kota Lhokseumawe

Wali Kota Lhokseumawe Sayuti Abubakar
Wali Kota Lhokseumawe Sayuti Abubakar (membelakangi kamera) saat memimpin pertemuan dengan Mubadala Energy dan SKK Migas di kantor Badan Penghubung Pemerintah Aceh di Jakarta. Foto: Istimewa

Jakarta – Mubadala Energy menyampaikan rencana memulai Front End Engineering Design (FEED) pada Juni 2026 di sumur gas Tangkulo-1 Blok South Andaman di lepas pantai Lhokseumawe yang mereka kelola.

FEED merupakan tahapan terakhir sebelum penetapan keekonomian produksi di sumur eksplorasi yang terletak di 67 kilometer sebelah utara Lhokseumawe tersebut.

Perusahaan asal Abu Dhabi itu juga menegaskan komitmen pengembangan masyarakat melalui program AFS Global STEM Innovators 2025, pelatihan kapasitas bersama instansi terkait, peningkatan kesehatan masyarakat, dan penyediaan lapangan kerja.

“Kami ingin memastikan seluruh kegiatan pengembangan berjalan sesuai standar teknis sekaligus memberi manfaat nyata bagi masyarakat Lhokseumawe,” ujar Vice President of HSSE & AI and Partnership Mubadala Energy Widi Hernowo dalam pertemuan dengan Pemerintah Kota Lhokseumawe dan SKK Migas di kantor Badan Penghubung Pemerintah Aceh, Jakarta, Rabu, 27 Agustus 2025.

Baca juga: ORF Gas Blok Andaman di Lhokseumawe, Sayuti Minta 80 Persen Tenaga Kerja dari Lhokseumawe-Aceh

Dalam keterangan tertulis diterima Line1.News disebutkan, pertemuan tersebut membahas rencana pengembangan Blok Andaman, yang diharapkan menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi Aceh, khususnya bagi masyarakat Lhokseumawe.

Menanggapi hal itu, Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagut CW Wicaksono menekankan pengawalan penuh setiap tahapan pengembangan Blok Andaman, mulai dari pelibatan BUMD pasca-FEED, penguatan kelembagaan, pengamanan lokasi produksi, hingga pemetaan tenaga kerja.

Selain itu, penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) oleh Mubadala disebut Wicaksono juga menjadi perhatian utama SKK Migas demi menjamin keberlanjutan kegiatan pengembangan dan perlindungan masyarakat serta lingkungan.

“Blok Andaman harus memberi efek berganda jangka panjang, minimal 20 hingga 30 tahun, agar manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, Wali Kota Lhokseumawe Sayuti Abubakar meminta Mubadala Energy melaporkan perkembangan secara rutin, sehingga kendala di lapangan dapat segera diatasi. Ia kembali menekankan pentingnya penguatan SDM lokal sebagai modal utama masa depan Lhokseumawe.

Pemko Lhokseumawe dan Mubadala Energy juga memastikan terbangunnya kesepahaman keterlibatan tenaga kerja lokal, agar putra-putri daerah berperan aktif dalam pengembangan Blok Andaman.

Direktur Utama PT Pembangunan Lhokseumawe (PTPL) Habibillah menambahkan, putra-putri daerah akan dipersiapkan secara khusus melalui pelatihan teknis dan kompetensi, dengan harapan dukungan pembiayaan dari SKK Migas dan Mubadala.

Ia juga meminta PTPL dilibatkan dalam peningkatan kapasitas penyedia barang dan jasa serta pemberdayaan pengusaha lokal untuk lebih di proritaskan.

Turut hadir di pertemuan itu, Kepala Divisi Formalitas SKK Migas George M Simanjutak, Divisi UPP SKK Migas Kukuh, dan Komisaris Independen PT Semen Baturaja Tbk Chowadja Sanova yang juga Penasihat Migas Gubernur Aceh.[]

Komentar

Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy