Sigli – Ratusan mahasiswa dari berbagai fakultas di Universitas Jabal Ghafur (Unigha) berunjuk rasa di halaman kantor Yayasan Pembangunan Kampus Unigha di kawasan Keunire, Pidie, Senin pagi, 19 Mei 2025.
Unjuk rasa itu diwarnai pembakaran ban mobil dan penyegelan gedung baru Yayasan Unigha tersebut. Suasana sempat berubah tegang.
Koordinator demo Muhammad Al-Ghazali dalam orasinya menuntut pihak terkait menyelidiki dugaaan korupsi dana beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk mahasiswa Angkatan 2024 yang dikelola yayasan.
Selain itu, kata Al-Ghazali, mahasiswa juga menuntut kejelasan dan transparansi pengelolaan anggaran pembangunan Kampus Unigha di Glee Gapui dan Kampus B di Meureudu, Pidie Jaya.
“Mahasiswa menuntut pihak yayasan untuk membuka rincian anggaran yang selama ini dikelola secara tidak transparan. Kami tidak ingin Kampus Unigha dijadikan sebagai sapi perahan tanpa adanya setetes pembangunan di Glee Gapui ini,” ujar Al-Ghazali.
Tidak hanya itu, unjuk rasa juga diwarnai tuntutan penolakan terhadap perubahan statuta kampus.
Sebelumnya, Unigha memiliki enam fakultas tapi sekarang diubah menjadi tiga fakultas. Misalnya, Fakultas Teknik digabung menjadi satu dengan Fakultas Pertanian, Fakultas Hukum digabung menjadi satu dengan Fakultas Ekonomi.
Al-Ghazali menilai kebijakan itu keliru dan menyimpang dari nilai-nilai akademik. Sebab, kata dia, proses perubahan statuta merugikan mahasiswa dari berbagai jurusan dan menurunkan kualitas pendidikan di Unigha secara jangka panjang.
“Perubahan ini dilakukan secara sepihak dan tidak terbuka, dan tidak sesuai dengan kepentingan akademik, kami menolak dengan tegas.”
Sebelum di Keunire, mahasiswa juga menggelar demonstrasi di Kampus Induk Gedung Rektorat Ungiha di Glee Gapui, Mila, pada Jumat, 16 Mei 2025.[]
Komentar
Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy