Lhokseumawe – Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau Mualem mengatakan pelayaran langsung ke Pulau Pinang (Penang) Malaysia melalui Pelabuhan Krueng Geukueh, Aceh Utara, sedang dalam tahap persiapan dan ditargetkan mulai beroperasi akhir Juli atau awal Agustus 2025.
Kapal jenis Feri Roro akan melayani penyeberangan langsung tersebut. “Nanti warga Malaysia juga bisa ke Aceh sambil bawa kendaraan,” ujarnya dilansir Antara.
Mengutip pgnlng.co.id, Kapal Roro (Roll-On Roll-Off) dirancang untuk mengangkut kendaraan, seperti mobil, truk, atau bus, bersama penumpangnya. Kendaraan dapat masuk dan keluar kapal dengan mudah menggunakan ramp atau pintu khusus. Misalnya, KMP Aceh Hebat 2 dan KMP BRR yang melayani rute Sabang-Banda Aceh.
Seperti apa gambaran pelayaran langsung Krueng Geukueh-Penang? Line1.News mengumpulkan berbagai informasi terkait rute pelayaran tersebut, yang masih bersifat perkiraan.
Jarak Tempuh
Belum ada jadwal resmi durasi perjalanan yang dirilis, tapi beberapa komentar menyebutkan, jarak antara Pelabuhan Krueng Geukuh dengan Pulau Penang kira‑kira 400–450 kilometer atau 216-243 mil laut.
Jika menggunakan Feri Roro, dengan kecepatan sekira 15–20 knot atau 28–37 kilometer per jam, estimasi perjalanan bisa mencapai 12–16 jam. Durasi ini bersifat perkiraan awal dan bisa berubah sesuai rute, kapal, serta kondisi cuaca.
Pelabuhan Tujuan di Penang
Negeri bagian (Kerajaan Negeri) Pulau Pinang terbagi atas dua wilayah utama: Pulau Pinang dan Seberang Perai (daratan utama Malaysia).
Di Butterwoth, Seberang Perai, terdapat Terminal Sultan Abdul Halim, dermaga feri yang dikelola Penang Port Sdn Bhd.
Di sisi lain, terpisah laut sekira tiga kilometer, terdapat Dermaga Raja Tun Uda Ferry Terminal di Pulau Pinang, tepatnya di kota George Town.
Melansir OnPenang.com, selama bertahun-tahun satu-satunya cara menuju Pulau Pinang dari Butterworth adalah dengan kapal feri. Meskipun kini tersedia dua jembatan besar, feri masih menjadi pilihan banyak penumpang.
Baca juga: Pelayaran ke Penang Via Krueng Geukueh Dibuka Awal Agustus
Dua jembatan dimaksud adalah Jembatan Pulau Pinang yang menghubungkan kawasan Gelugor dengan Perai.
Lalu, Jembatan Sultan Abdul Halim Muadzam Shah yang disebut juga jembatan kedua Pulau Pinang, menyambungkan antara Bayan Lepas dengan Mukim 13 di daratan Penang. Di Bayan Lepas sendiri ada Lapangan Terbang Antarabangsa atau Bandar Udara Internasional Pulau Pinang.
Kapal dari Krueng Geukueh diperkirakan akan bersandar di salah satu dari dua terminal utama tersebut. Jika bersandar di Terminal Sultan Abdul Halim, penumpang dari Aceh langsung tiba di daratan Malaysia tanpa harus menyeberang lagi.
Namun jika berlabuh di Raja Tun Uda, penumpang dapat melanjutkan perjalanan dengan feri lokal menuju Pangkalan Sultan Abdul Halim di Butterworth, dengan waktu tempuh sekira 5–20 menit.
Saat ini, pemerintah setempat tidak lagi mengizinkan mobil diangkut dengan kapal feri seperti dahulu. Kapal feri model lama yang bisa dipakai mengangkut mobil tidak lagi beroperasi.
Karena itu, kendaraan roda empat dan lebih dari George Town ke Butterworth maupun sebaliknya harus melalui salah satu dari dua jembatan tadi. Kendaraan yang boleh menaiki feri hanya sepeda motor.[]
Komentar
Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy