[WAWANCARA] Syech Muharram: Lon Rencana Kon Bupati Bak Kanto

Muharram Idris
Bupati Aceh Besar terpilih Muharram Idris atau Syech Muharram. Foto: Serambinews.com

Jantho – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Besar menganggarkan pagu Rp7,635 miliar dari Anggaran Pendapatan Belanja Kabupaten (APBK) 2025 untuk membeli lima mobil dinas baru. Mobil-mobil diperuntukkan bagi bupati, wakil bupati, sekretaris daerah, ketua, dan wakil ketua PKK.

Penelusuran Line1.News di situs Rencana Umum Pengadaan (RUP) Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BKPD) Aceh Besar Tahun Anggaran 2025, kelima paket pengadaan mobil dinas itu memakai metode pemilihan e-purchasing. Paket-paket itu diumumkan pada 15 Januari 2025.

Rinciannya, mobil dinas bupati Rp3,1 miliar, wakil bupati Rp2,6 miliar, ketua PKK Rp630 juta, wakil ketua PKK Rp580 juta, dan sekretaris daerah Rp725 juta.

Line1.News menghubungi Bupati Aceh Besar terpilih Muharram Idris yang akrab disapa Syech Muharram untuk mengonfirmasi langsung informasi tersebut.

Lewat panggilan telepon, Mantan Panglima GAM wilayah Aceh Rayeuk itu membantah nilai pengadaan mobil seperti tertuang dalam RUP tersebut. Di sisi lain, ia menyebutkan memang meminta kendaraan dinas bupati adalah jenis Toyota Prado.

“Bukan bermaksud bermewah-mewahan tapi untuk menyesuaikan kebutuhan medan di beberapa wilayah di Aceh Besar,” ujar bupati yang terpilih lewat jalur independen tersebut pada Rabu siang, 29 Januari 2025, dengan nada santai.

Syech Muharram juga mengatakan selepas dilantik nanti ia akan lebih banyak berada di lapangan bukan di kantor. Karena itu, sebagai bupati ia membutuhkan tunggangan yang tangkas di segala kondisi medan.

Bupati Aceh Besar sebelumnya memakai Toyota Harier sebagai mobil dinas. Muharram punya cerita tersendiri terkait mobil ini. Dia pernah memakainya saat kampanye Pilkada 2024 lalu–bahkan sekarang menjadi mobil hariannya–tapi “kuda jepang” ini bikin “merana” saat dipakai di kondisi jalan yang mendaki. “Oma han jeut meu ta ingat,” ujarnya dalam bahasa Aceh.

Berikut petikan lengkap wawancara Line1.News dengan Syech Muharram yang berlangsung dalam bahasa Aceh:

Pemkab Aceh Besar menganggarkan pengadaan lima mobil dinas pada tahun ini. Salah satunya, mobil dinas untuk bupati yang diplot anggaran Rp3,1 miliar. Apa tanggapan Syech?

Bukan segitu harganya. Salah itu. Itu kan berlebihan sekali.

Pemkab Aceh Besar yang memplot anggaran segitu. Maka kami meminta tanggapan Syech sebagai Bupati terpilih. Mungkin Syech bisa cek ke Pemkab jika merasa ragu?

Sudah saya cek.

Bagaimana penjelasan Pemkab?

Anggaran yang diplot [Rp3 M], tapi yang dipergunakan nanti bukan segitu. Saya tanya ke mereka (panitia pengadaan) ‘Apa itu tender?’ [Dijawab] ‘bukan’. ‘Apa juga ini? Ini pesanan [melalui e-katalog], bagaimana harga tertera di sana, segitulah yang kita bayar.

Cuma mungkin [harga] yang diplot segitu (Rp3,1 miliar)

Harapan Syech, mobil dinas bupati tidak terlalu mewah, begitu?

Kalau untuk saya, bukan mobil yang mewah juga, Prado, agar mudah bagi saya menjangkau seluruh Aceh Besar.

Pertimbangan medan jalan, ya?

Selama ini saya pakai mobil pribadi. Saya lihat memang ada kawasan yang tidak bisa diakses dengan mobil itu.

Contohnya, Syech, kawasan mana yang medan jalannya sulit diakses dengan mobil itu?

Kawasan [Kemukiman] Lamteuba, Lamteuba kan ada gampong. [Lalu] Kawasan Seulimeum, kawasan Jantho ke dalam, kawasan Leumbah Seulawah sisi Lampanah, kawasan Lhoong. Lagei-lagei nyanlah.

Jadi, untuk kita jangkau hari-hari perkara itu ‘kan memang harus ada kendaraan yang andal. Meuhan, han ek tajak nyan.

Baca Juga: Beli 5 Mobil Dinas Baru, Pemkab Aceh Besar Anggarkan Rp7,6 Miliar

Cuma ada kemudahan sekarang, ada jalan tol, itu ada kemudahan untuk akses.

Tapi, Prado. Prado memang dibolehkan dalam undang-undang [untuk mobil dinas bupati]. Yang hanjeut di ateuh nyan.

Kalau menurut penjelasan Pemkab, apakah pengadaan mobil dinas itu sudah selesai dilakukan atau masih dalam proses?

Kalau tidak salah sedang dalam proses. Harga berdasarkan harga jual, bukan tender, tidak ada keuntungan [yang besar] di situ. Nyan menurut lon tanyong.

Yang lain [di luar mobil dinas untuk bupati] biasa saja [spesifikasi] mobilnya. Yang ada lebih [spesifikasinya] memang saya yang minta, lon lake yang garang, yang bisa dipakai untuk masuk ke pelosok-pelosok. Mobil [dinas] yang mendukung dengan kondisi medan jalan di daerah pedalaman Aceh Besar. Prado ‘kan standar.

Bupati sebelumnya memakai mobil dinas apa, Syech?

[Toyota] Harrier untuk Bupati-Wabup masa Pak Mawardi (Bupati). [Selama ini] saya juga pakai Harrier untuk mobil pribadi.

Ada kendala ketika di lapangan?

Berat sekali kendalanya waktu masuk ke kawasan pelosok. Taloe tanyoe, wate ta tamong kadang-kadang payah dong moto, payah jak ngon tapak.

Artinya, menurut Syech, mobil dinas bupati itu bukan untuk bermewah-mewah tapi untuk mendukung operasional lapangan, begitu?

Untuk menjadi crane tower, itu fondasi crane harus kuat. Kalau fondasi crane tidak kuat, ketika barang diangkat crane akan roboh.

Seperti itu tamsilannya, maksud Syech, ya?

Beutoi. Tapi [harga beli mobil dinas bupati] bukan seperti yang tertulis [di RUP] itu ya, bek salah.

Setahu Syech berapa harga Toyota Prado di pasaran?

Saya tidak tahu, saya cuma bilang [kepada Pemkab Aceh Besar] kalau memang itu mobilnya [Prado], boleh, saya pakai.

Jadi, ada peraturan undang-undang, dibolehkan mobil dinas bupati [tipe Jeep] di bawah 3.200 CC, di bawah 3.000 CC-lah.

Saya lihat di internet, kalau tidak salah Prado itu CC-nya 2.8 (2.800).

Jadi, pertimbangan karena medan saja. Sudah saya coba masa kampanye [Pilkada], taloe kamoe. Saya selalu naik Harrier [saat itu], ketika tidak bisa lewat terpaksa pindah ke [Mitsubishi] Triton yang double cabin.

Wate kampanye, wate kamoe tron keunong musem ujeun, oma han jeut meu ta ingat.

Di daerah mana itu, Syech?

Di [Kecamatan Kuta] Cot Glie. Ada beberapa titik, daerah Indrapuri masuk ke dalam. Kami ‘kan sering potong arah lewat Blang Bintang-Lamteuba, setelah itu Blang Bintang ke Krueng Raya, itu jalan gunung, ‘kan mendaki? Kalau jalan menuju Lamteuba harus [dengan mobil] andal.

Kalau Banda Aceh mungkin sedan sudah bolehlah, main kota.

Memang itu [mobil dinas bupati jenis] Prado, permohonan saya itu, untuk mendukung operasional lapangan. Kalau Pak Wakil [Syukri A Jalil] beliau mengikuti apa yang sudah ada sebelumnya saja. [Wakil bupati] Sebelumnya pakai Harrier, itu sudah cukup.

Mobil ini memang sengaja saya minta sebab saya sudah melihat medan [jalan] waktu turun kampanye tempo hari. Kadang-kadang nanti dari Jantho harus ke Lhoong sana. Seperti itulah, makanya perlu [mobil] yang agak lasak bacut. Sabab lon rencana kon bupati bak kanto.

Berarti Syech setelah dilantik tidak hanya berkerja di kantor teken-meneken surat saja, tapi kerja juga di lapangan?

Bukan hanya di kantor, tapi turun ke lapangan. Karena di kantor nanti ada Pak Wakil. Tanyoe harus ta tron langsong, ta tinjau langsong, maka jih nyan keuh pertimbangan [meminta mobil dinas jenis Prado], yang laen hana.[]

Komentar

Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy