Warga Aceh Utara Tewas Setelah Diculik

Ilustrasi penganiayaan: Foto: Divisi Humas Polri

Lhoksukon – Saiful Abdullah, 51 tahun, meregang nyawa setelah diduga diculik sekelompok orang yang mengaku dari Satuan Reserse Narkoba di Aceh Utara. Kronologi penculikan warga Gampong Kuta Glumpang, Kecamatan Samudera itu diceritakan Ita, istri korban.

Pada Senin, 29 April 2014, sekira pukul 14.00, Ita memperoleh kabar kalau suaminya ditangkap di pinggir pantai Kecamatan Samudera. Ita bergegas ke sana dan di lokasi ia melihat mobil minibus hitam bersama beberapa pelaku. Saat itu, Saiful berada di dalam mobil dalam kondisi tangan terikat dan tubuhnya berlumur pasir.

Ita pun mendekati mobil untuk kondisi suaminya. “Ngapain ibu kemari?” tanya seorang pelaku sambil melepaskan tembakan ke bawah sehingga pasir berhamburan. Dor Mendengar letupan senjata, Ita kaget, langkahnya pun terhenti.

Di tengah kepanikan itu, ia menelepon anaknya, Noviana, agar segera pulang karena ayahnya ditangkap polisi.

Ita juga menghubungi seseorang bernama Yet untuk dimintakan bantuan. Yet kemudian memberi kabar kalau kelompok itu meminta tebusan Rp50 juta agar Saiful bisa dikembalikan ke keluarga.

Ita mengiyakan permintaan para pelaku. Ia kemudian bergegas ke toko mas di pasar kecamatan untuk mencari uang. Setelah terkumpul, uang dimasukkan ke dalam bagasi motor Yet.

Yet mengaku akan menjumpai para pelaku di SPBU Geudong. Tapi Ita dan Noviana minta ikut. Bertiga mereka pergi menemui pelaku. Ternyata, para pelaku memantau gerak-gerik mereka.

Pelaku pun menelepon Yet. “Itu kenapa perginya bertiga?” Ita menimbrung pembicaraan lewat telepon dan menanyakan kondisi Saiful.

Pelaku mengatakan kondisi Saiful aman tapi Ita tidak diperbolehkan berjumpa dengan korban. Mereka hanya mengizinkan Yet yang membawa uang tebusan. Jika tidak, para pelaku mengancam membawa Saiful ke Polres Aceh Utara.

Yet kemudian membawa uang tersebut kepada pelaku yang berada seputaran Bayu. Sementara Ita dan Noviana menunggu di depan SPBU Geudong.

Setelah uang tebusan berada di tangan, pelaku melepaskan Saiful. Yet melihat kondisi Saiful babak belur. Ia mengangkut Saiful kembali ke rumah dengan sepeda motor. Sesampainya di rumah, Saiful mengaku sesak dan kesakitan di sekujur tubuhnya. Sementara darah dari tubuhnya berlumuran di bantal dan seprai.

Keluarga membawa Saiful ke Rumah Sakit Kesrem Lhokseumawe. Tapi Saiful tak tertolong lagi. Ia meninggal dunia setibanya di rumah sakit milik TNI tersebut. Ita langsung mengabarkan hal itu kepada Yet. Ia meminta tebusan dikembalikan.

Yet awalnya menolak dengan alasan para oknum Reserse Narkoba itu tidak mau. Namun terakhir, uang tebusan dikembalikan para pelaku melalui Yet.

Tidak hanya itu, Yet sempat berpesan kepada Ita agar permasalahan tersebut tidak diperlebar lagi. Yet khawatir para pelaku bakal dipecat jika ketahuan. “Kamo sut baje, bek neupeugah sapat, teusut baje kamo mandum (Kami copot baju (pecat), jangan cerita ke mana-mana, copot baju kami),” ujar Yet melalui rekaman yang dikirim kepada keluarga korban.

Mirisnya, para pelaku juga sempat memohon agar keluarga tidak menceritakan kepada siapapun kalau mereka menangkap Saiful tanpa barang bukti barang bukti narkotika yang melekat pada tubuhnya.

Kapolres Aceh Utara AKBP Deden Heksa Putra saat dikonfirmasi via WhatsApp mengatakan sedang menjalankan umrah. “Saya lagi umroh, hubungi Wakapolres untuk fakta yang sebenarnya,” tulis Deden, Sabtu, 4 Mei 2024.

Namun Wakapolres Aceh Utara Kompol Muhayat Efendi yang juga dikonfirmasi via WhatsApp, enggan menanggapi.

Untuk mencari keadilan, keluarga korban yang diwakili Noviana melaporkan kejadian tragis tersebut ke Polres Lhokseumawe. Laporan Noviana diterima polisi pada 2 Mei 2024 Pukul 21.45 WIB.[](Berita Merdeka)

Komentar

Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy