Bali – Direktur Jenderal Asia, Pasifik, dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI, Abdul Kadir Jailani mengatakan nilai komitmen kerja sama Indonesia dengan negara-negara Afrika pada pertemuan Indonesia-Africa Forum (IAF) II tahun 2024 naik signifikan.
Totalnya mencapai USD 3,5 miliar. Sedangkan pada pertemuan pertama IAF 2018 lalu, nilainya USD 568 juta.
“Peningkatan jumlah komitmen kerja sama ini menjadi bukti nyata kuatnya kepercayaan antara Indonesia dengan negara-negara Afrika,” ujar Abdul Kadir di Nusa Dua, Bali, Ahad, 1 September 2024.
Dari pertemuan IAF tahun ini, kata Abdul Kadir, ada beberapa nota kesepahaman dan perjanjian kerja sama yang diteken.
Di antaranya, pengembangan energi panas bumi antara PT PLN dengan Tanesco Tanzania, Master Agreement mengenai kerja sama transfer teknologi kesehatan antara Biofarma dengan Atlantic Lifescience Ghana, dan Letter of Intent antara PT Dirgantara Indonesia dengan AD Trade yang memfasilitasi pembelian dan perawatan pesawat oleh Kongo dan Senegal.
IAF II digelar di Bali bersamaan dengan High Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships pada 1 hingga 3 September 2024. Lebih dari 1.400 peserta yang terdiri dari kepala negara, menteri, pengusaha dan akademisi menghadiri pertemuan tersebut.
Menurut Abdul Kadir, IAF II menjadi ajang menciptakan kemitraan nyata di empat sektor utama kerja sama bidang energi, ketahanan pangan, kesehatan dan mineral.
Selain itu, kata dia, IAF II juga menjadi platform untuk menghidupkan kembali Bandung Spirit yang menjadi legacy penting dari Konferensi Asia-Afrika 1955 sebagai tonggak sejarah sekaligus pondasi penting hubungan Indonesia-Afrika.[]
Komentar
Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy