Taqwaddin Ajak Pengusaha dan Politisi Gabung ICMI Aceh

Rapat ICMI Aceh. Foto: Istimewa

Banda Aceh – Ketua Majelis Pengurus Wilayah Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Aceh Dr Taqwaddin mengatakan telah menerima surat keputusan (SK) baru tentang penyempurnaan pengurus wilayah pada 8 Mei 2024. SK tersebut ditandangani oleh Ketua Umum Majelis Pengurus Pusat ICMI Profesor Arif Satria dan Sekretaris Jenderal Dr Andi Yuliani Paris, MSc.

Sebelumnya, tambah Taqwaddin, pada 26 April 2024 lalu, pengurus ICMI Aceh menggelar rapat terkait cara mempercepat gerak dan memperkuat eksistensi oraganisasi. “Dalam pertemuan tersebut saya menjelaskan tolok ukur cendekiawan bukan hanya mereka yang memiliki ijazah doktor dan profesor. Tapi siapa saja yang memiliki kapasitas dan kualitas kepribadian, terlebih lagi kepedulian terhadap sesama,” ujar Taqwaddin dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu, 15 Mei 2024.

Menurut Taqwaddin, setiap orang yang memiliki kapasitas intelektualitas yang diakui publik dan peduli pada pada masyarakatnya, telah memenuhi prinsip kecendekiawanan. “Jadi bagi saya, tolok ukur cendekia bukan pada kertas ijazah, tetapi lebih pada kapasitas intelektualitas,” ujarnya.

Ia mencontohkan Buya Hamka yang tidak memiliki kertas ijazah kesarjanaan, tetapi diakui sebagai ulama dan cendekiawan. “Begitu juga dengan Soedjatmoko, Rektor Universitas Bangsa-Bangsa di Tokyo Jepang dulu juga bukan sarjana, tetapi kedua mereka mendapat anugerah profesor doktor dari perguruan tinggi ternama dunia karena karya-karya mereka.”

Di Aceh, ia mencontohkan Nab Bahany dan Yarmen Dinamika yang kualitas akademik dan keahlian mereka diakui publik di Aceh. “Pak Nab, budayawan ini memiliki kontribusi pemikiran begitu banyak melalui berbagai tulisan beliau yang memukau dan mencerahkan. Begitu juga dengan Pak Yarmen yang memiliki keahlian Ilmu Bahasa Indonesia yang sangat mumpuni. Kedua mereka saya usulkan menjadi Pengurus ICMI Aceh,” ujarnya.

ICMI Aceh sekarang, lanjut Taqwaddin, bukan hanya kumpulan akademisi dan birokrasi. “Tetapi juga banyak kami usulkan dari kalangan professional (dokter, wartawan, konsultan, dan hakim ad hoc). Ada juga dafri kalangan politisi DPR RI dan DPRA seperti Nasir Jamil, Muslim Ayub, Irawan Abdullah dan ada beberapa orang lagi lainnya,” ungkapnya.

Bahkan, Taqwaddin juga mengajak kalangan pengusaha bergabung untuk memperkuat ICMI Aceh. Antara lain Ismail Rasyid (Owner Trans Continent), Sayid Salim (Owner Group Hotel Grand Arabia dan Hotel Renggali), Azhar Idris (Owner Djarwal Group), Zaki (Pemilik Usaha Bus Harapan Indah), dan Jafaruddin Husin (Kontraktor yang juga pemilik Kuala Village Resort).

“Dalam Keputusan Majelis Pengurus Pusat ICMI Nomor 009/SKO-P/ICMI/05/2024 tentang Penyempurnaan Kepengurusan Majelis Pengurus Wilayah (MPW) ICMI Aceh periode 2021-2026, nama-nama yang saya sebutkan di atas ada dalam SK baru ini,” ujar Taqwaddin yang dipercaya sebagai Ketua MPW ICMI Aceh sejak 1 April 2024.“Bagi saya, tak masalah banyaknya orang yang terlibat menjadi pengurus dalam suatu oragnisasi kemasyarakatan. Bahkan lebih bagus. Dan, ini tentu memudahkan organisasi untuk menggalang kontribusi, baik kontribusi pemikiran maupun kontribusi finansial untuk menindaklanjuti program-program kegiatan yang disepakati.”[Rilis]

Komentar

Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy