Tafsir Surat At-Taubah Ayat 105 Tentang Amal dan Kerja Keras

Surat At Taubah ayat 105.
Surat At Taubah ayat 105. (Foto: Brainly)

ISLAM memandang bekerja sebagai sebuah amalan yang mulia. Setiap Muslim diimbau untuk selalu berusaha dan pantang menyerah dalam mencari nafkah. Hasil kerja keras yang halal dan tulus akan menjadi berkah dan mendatangkan pahala dari Allah SWT.

Ayat 105 Surah At-Taubah menyiratkan pelajaran tentang motivasi dalam melakukan amal dan kerja keras. Pesan ini mencerminkan esensi etos kerja yang ditekankan dalam Al-Qur’an.

Wa quli‘malū fa sayarallāhu ‘amalakum wa rasūluhū wal-mu’minūn(a), wa saturaddūna ilā ‘ālimil-gaibi wasy-syahādati fa yunabbi’ukum bimā kuntum ta‘malūn(a).

Artinya; “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Bekerjalah! Maka, Allah, rasul-Nya, dan orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu. Kamu akan dikembalikan kepada (Zat) yang mengetahui yang gaib dan yang nyata. Lalu, Dia akan memberitakan kepada kamu apa yang selama ini kamu kerjakan.”

Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar menjelaskan kata “amal” dalam ayat tersebut, maknanya dalam bahasa Indonesia berarti pekerjaan, usaha, perbuatan, atau keaktifan hidup. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam surah Al-Isrâ ayat 84, yang memerintahkan umat Islam untuk bekerja sesuai dengan bakat dan kemampuan yang kita miliki.

Baca Juga Tafsir Surat Al-An’am Ayat 123 Tentang Pembesar Negeri yang Jahat

Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa ada batasan yang harus dipatuhi. Bekerja memang mulia, namun jangan sampai kita terjerumus dalam pekerjaan yang tidak halal dan bertentangan dengan hukum.

Pekerjaan yang tidak halal dapat membahayakan diri sendiri, orang lain, dan bahkan merugikan masyarakat. Contohnya, pekerjaan yang melibatkan penipuan, perjudian, atau perdagangan narkoba. Dampak negatifnya bisa sangat luas, mulai dari kesehatan fisik dan mental, hingga kerusakan hubungan sosial dan ekonomi.

Sementara itu, Profesor Quraish Shihab dalam kitab Tafsir Al-Misbah mengatakan ayat 105 Surah at-Taubah berisi perintah untuk beramal saleh. Meskipun taubat telah diterima, manusia telah kehilangan waktu yang bisa diisi dengan kebajikan. Oleh karena itu, penting untuk giat beramal agar kerugian tersebut tidak terlalu besar.[]

Komentar

Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy