Sigli – Kabupaten Pidie memiliki salah satu tarian tradisional yang unik yaitu Tari Laweut. Tarian ini pernah diperkenalkan pada Pekan Kebudayan Aceh atau PKA 8 tahun 2023.
Melansir situs resmi Pemerintah Pidie, ‘laweut’ yang dimaksud adalah kependekan dari ‘seulaweut’ atau selawat, sanjungan kepada junjungan umat Islam, Nabi Muhammad SAW.
Karjuna, pengarah tari tersebut mengatakan aslinya Tari Laweut hanya diisi syair berupa pujian kepada Nabi sambil duduk.
“Mereka [penari] hanya duduk dan bersyair menyampaikan kepada pujian kepada Nabi dan hanya menggeleng-gelengkan kepala serta menggerakkan tangan sambil menepukkan paha,” ujar Karjuna.
Dulu, kata dia, tarian itu dimainkan oleh para perempuan dewasa. Seiring perkembangan zaman, peran perempuan dewasa digantikan oleh remaja-remaja putri.
Tari Laweut, kata Karjuna, dimainkan oleh delapan penari perempuan dan dua orang anak syahi atau syeh. Kini, tarian itu telah dimodifikasi untuk menghindari kesan monoton.
“Gerakan-gerakannya sudah dimodifikasi dengan gerakan tangan, gerakan bahu dan gerakan langkah tanpa alat musik,” ujar Karjuna. Karena itulah, tarian ini tampak seperti Seudati.
Bahkan, sebagian masyarakat Aceh juga menyebut tarian ini dengan istilah Seudati Inong atau Akoom. Disebut seudati inong karena laweut dimainkan dengan menepuk paha dan tepuk tangan. Beda halnya dengan seudati yang dimainkan oleh laki-laki, yang memiliki gerakan dominan menepuk dada.
Semua syair dari Tari Laweut, kata Karjuna, dituangkan dalam gerakan seperti saleum, likok, saman, kisah, dan lanie atau lagu. Lima unsur syair ini menjadi elemen penting Tari Laweut dan saling berkaitan.
Mengutip Wikipedia, Saleum berisi lantunan salam dan sapaan yang dimulai oleh syeh dan dilantunkan secara bersahutan bersama-sama dengan penari. Syair dimulai oleh syeh lalu diikuti penari lainnya sambil melantunkan pantun. Likok merupakan lantunan syair tentang kisah atau peristiwa yang terjadi di masa lalu.
Lalu kisah berisi syair tentang hikmah yang bisa menjadi tuntunan dari kisah maupun peristiwa yang telah disusun menjadi sebuah syair pada likok, kadangkala juga memuat pesan-pesan dari pemimpin atau pemerintah. Terakhir, lanie, syair bebas yang sifatnya menghibur.[]
Komentar
Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy