Sektor Akomodasi dan Makan Minum Jadi Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Aceh

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi Aceh versi 2
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi Aceh. Line1.News/undraw.co

Banda Aceh – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekonomi Aceh triwulan (kuartal) ketiga 2025 tumbuh 4,46 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy). Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 7,78 persen.

“Sementara dari sisi pengeluaran, komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 4,85 persen,” kata Pelaksana tugas Kepala BPS Aceh Tasdik Ilhamudin dalam konferensi pers virtual, Rabu, 5 November 2025.

Sementara bila dibandingkan antara kuartal ketiga dengan triwulan kedua 2025 (quartal to quartal/qtq), kata dia, ekonomi Aceh tumbuh 1,71 persen.

Berdasarkan lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan, di antaranya konstruksi 9,05 persen, diikuti penyediaan akomodasi dan makan minum 8,77 persen, serta informasi dan komunikasi 6,37 persen.

Namun, Tasdik juga menyebutkan beberapa lapangan usaha yang mengalami kontraksi atau penurunan. “Di antaranya transportasi dan pergudangan 4,91 persen, administrasi pemerintahan 4,04 persen, serta pertambangan dan penggalian 0,84 persen,” ujarnya.

Adapun sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan yang menjadi penopang utama perekonomian Aceh tumbuh 1,86 persen.

Meski tumbuh, kata Tasdik, struktur Produk Domestik Regional Bruto atau PDRB Aceh atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha pada triwulan ketiga 2025 tidak menunjukkan perubahan signifikan.

Menurutnya, perekonomian Aceh masih didominasi pertanian, kehutanan, dan perikanan dengan kontribusi sebesar 32,03 persen, diikuti perdagangan besar dan eceran serta reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 14,97 persen.

Selanjutnya, administrasi pemerintahan sebesar 8,61 persen, konstruksi sebesar 8,51 persen, dan transportasi dan pergudangan sebesar 7,04 persen.

“Peranan kelima lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Aceh mencapai 71,16 persen,” jelas Tasdik.

Selain itu, kata dia, pertumbuhan juga terjadi pada seluruh komponen pengeluaran, kecuali konsumsi LNPRT (Lembaga Non-Profit Rumah Tangga) dan konsumsi rumah tangga yang terkontraksi masing-masing sebesar 9,06 persen dan 0,43 persen.

“Komponen yang tumbuh signifikan adalah pembentukan modal tetap bruto sebesar 4,56 persen, ekspor barang dan jasa sebesar 4,46 persen dan pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 1,27 persen,” katanya.

Sementara itu, komponen impor barang dan jasa sebagai faktor pengurang dalam PDRB tumbuh 2,64 persen. Struktur PDRB Aceh menurut pengeluaran atas dasar harga berlaku pada triwulan III 2025 tidak menunjukkan perubahan berarti.

Perekonomian Aceh juga masih didominasi  ekspor barang dan jasa sebesar 66,05 persen, pengeluaran konsumsi rumah tangga 54,15 persen, pembentukan modal tetap bruto 31,68 persen, pengeluaran konsumsi pemerintah 16,14 persen, pengeluaran konsumsi LNPRT 1,90 persen, dan perubahan inventori minus 0,24 persen.

“Di sisi lain, komponen impor barang dan jasa sebagai faktor pengurang dalam PDRB memiliki kontribusi sebesar 69,69 persen.”[]

Komentar

Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy