Sebut PTN ‘Tax Spender Boy’, Menko PMK Usul Biaya Wisuda Dinaikkan, Yakin Gak Ada Protes Walau Mahal

Menko PMK Muhadjir Effendy saat Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Intern Pemerintah Tahun 2021, Kamis, 27 Mei 2021. Foto: Humas Kemenko PMK
Menko PMK Muhadjir Effendy saat Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Intern Pemerintah Tahun 2021, Kamis, 27 Mei 2021. Foto: Humas Kemenko PMK

Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengusulkan perguruan tinggi, khususnya swasta, memanfaatkan pemasukan dari wisuda dengan biaya tinggi. Usul ini dilontarkan bekas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu saat memberikan pandangan tentang gagasan reformulasi anggaran pendidikan dalam rapat bersama Komisi X DPR RI.

Sebelumnya, ia mengkritik Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang dianggap tidak pandai mencari pemasukan selain dari APBN. Menurutnya, hal ini perlu diubah.

“Jadi memang menurut saya PTN kita itu memang tax spender boy [bocah penghabis pajak]. Jadi sudah biasa belanja, tidak biasa cari uang. Jadi harus ada perubahan karakter. Ajarilah mereka ini untuk cari duit, bukan untuk buang duit,” ujar Muhadjir di ruang rapat Komisi X DPR, Senayan, Jakarta, Selasa, dikutip Rabu, 3 Juli 2024.

Muhadjir mengatakan sejumlah PTN Badan Hukum yang telah prominen atau terkemuka, dapat mengkapitalisasi modal dari mahasiswa. Namun, kata dia, perlu ada subsidi silang antara mahasiswa baru dengan yang lebih lama.

“PTN-BH [Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum] itu namanya besar-besar tinggal mengkapitalisasi saja modalnya itu. Dan saya kemarin sampaikan, misalnya, naikkan biaya itu jangan serta-merta,” kata Muhadjir.

“Jadi naikkan lah kepada maba [mahasiswa baru] saja, dan itu jangan naik sampai nanti selesai dia, sehingga orang tua punya kepastian. Kalau yang lama biar selesai sampai selesai. Memang ada kalau di swasta itu tetap ada, namanya variable cost,” lanjutnya.

Soal perguruan tinggi swasta, Muhadjir menyinggung pemanfaatan pemasukan biaya wisuda. Dia menilai tidak akan ada mahasiswa yang protes meskipun biaya wisuda melonjak.

“Bahkan sebetulnya untuk swasta biasanya itu momen-momen untuk bisa mengenai biaya tinggi. Misalnya, wisuda itu tarik yang tinggi karena nggak ada orang akan protes walaupun mahal, karena waktu saat gembira anaknya mau wisuda bayar berapapun dikasih. Kalau perlu biar satu truk keluarganya akan datang nggak apa-apa tapi harus beli undangan.”[]

Komentar

Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy