Presiden Siapkan Rp16,6 Triliun untuk Serap Gabah Petani, Mentan Yakin Segera Cair

Mentan Amran dan Wamen serta Dirut Bulog
Menteri Petanian Andi Amran Sulaiman didampingi Wamen Pertanian Sudaryono dan Dirut Bulog Mayjen TNI Novi Helmy Prasetya dalam rapat maraton Kementan-Bulog di Kantor Pusat Kementan, Jakarta, Ahad, 8 Februari 2025. Foto: Kementan

Jakarta – Menteri Petanian, Andi Amran Sulaiman menegaskan harga gabah di tingkat petani pada masa panen raya 2025 tidak boleh turun dari harga pembelian pemerintah (HPP) Rp6.500 perkilogram.

Penegasan Mentan Amran itu dalam rapat maraton Kementan-Bulog digelar di Kantor Pusat Kementan, Jakarta, Ahad, 8 Februari 2025.

“Kalau penyerapan gabah di bawah HPP artinya bapak memukul 160 juta petani. Pukulannya 300 triliun dan dampaknya NTP turun,” ucap Mentan Amran, dikutip Senin (9/2).

Mentan Amran mengatakan Presiden Prabowo Subianto sebagai panglima tertinggi negara telah menyampaikan kewajiban pemerintah dalam membeli gabah petani Rp6.500/kg. “Ingat, kita ini mutlak harus swasembada. Karena itu produksi juga harus kita jaga. Jangan sampai turun apalagi merugikan petani. Saya juga ingin agar segera disiapkan gudang penyimpanan, karena Bapak Presiden menyiapkan anggaran 16,6 triliun, insya Alah bisa dicairkan dalam waktu dekat,” ujarnya.

Baca juga: Prabowo Tegaskan Harga Gabah Kering Rp6.500 per Kilogram

Menurut Mentan, serapan gabah yang harus dipenuhi sebanyak 3 juta ton pada panen raya yang berlangsung Januari, Februari, dan Maret 2025. Tiga bulan ini, kata dia, berkah bagi petani karena semua gabah hasil panen raya melimpah ruah.

“Kita sudah sepakat sesuai perintah Bapak Presiden seluruh penggilingan siapa saja yang membeli gabah di tingkat petani mutlak dan wajib Rp6.500 perkilogram. Keputusan ini berlaku untuk semua orang agar serapan tiga bulan ini bisa mencapai 3 juta ton setara beras. Ini perintah Bapak Presiden,” ujar Mentan.

Mentan menjelaskan sesuai angka BPS, produksi gabah Januari sampai April mendatang diperkirakan mencapai 4 juta ton atau sudah sesuai dengan target pemerintah. Dia berharap semua pihak baik dari pemerintah maupun swasta harus bergerak bersama mewujudkan cita-cita swasembada.

“Sesuai BPS kita surplus dibanding tahun lalu. Januari-Maret 3 juta ton atau 50 persen. Dan kalau sampai April estimasinya 4 juta ton lebih,” kata Mentan.

Baca juga: Prabowo Minta TNI Polri Awasi Pabrik Penggilingan Padi

Mentan menegaskan kesepakatan ini harus mendapat pengawalan ketat dari semua pihak agar petani tetap merasakan keuntungan dari semua hasil produksinya. “Salah satunya kita harus mengawal, PPL, Babinsa, dan Pinwil (pimpinan wilayah) agar bergerak bersama. Kalau kita bergerak bersama kita bisa capai swasembada,” ucapnya.

Direktur Utama Bulog, Mayor Jenderal TNI Novi Helmy Prasetya mengatakan pihaknya siap menjalankan serapan gabah 3 juta ton pada masa panen raya Januari, Maret, dan April 2025. “Dengan keterbatasan yang ada kami akan mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada. Dan kami sangat mengharapkan support system dari Kementan terutama sinergi yang kuat yang akan menjadi kunci dalam menjaga ketahanan pangan nasional,” kata Novi.

“Karena itu saya minta kerja samanya di lapangan. Tidak ada kata lain apa yang menjadi sasaran kita dalam mewujudkan swasembada harus segera dilaksanakan. Dan Insya Allah, tiga bulan ke depan target 3 juta ton optimis bisa kita capai,” kata Novi.

Baca juga: Erick Tohir Angkat Eks Pangdam IM Jadi Dirut Perum Bulog

Sejauh ini, Novi menegaskan capaian serapan gabah sudah mencapai 45 ribu ton dari hasil serapan gabah panen raya. Angka tersebut terus bertambah seiring penyerapan di semua daerah.

Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono yang juga Dewan Pengawas Bulog mengatakan serapan gabah mutlak dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan stok nasional.  “Swasembada itu adalah prioritas dari Presiden yang harus mampu kita penuhi. Artinya stok nasional harus cukup dan petaninya juga wajib sejahtera. Oleh karena itu, Presiden sudah memutuskan HPP-nya Rp6.500 dan Bulog ditargetkan 3 juta (ton). Tujuannya adalah harga pembelian gabah di tingkat petani bisa kita jaga sehingga NTP (nilai tukar petani) meningkat. Jadi negara hadir langsung bersentuhan dengan petani,” katanya.[]

 

Komentar

Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy