Pj Wali Kota Sabang Sarankan Buah Salak Dipasarkan dengan Eumpang

Pj Wali Kota Sabang Reza Fahlevi didampingi Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Sabang Fakri, bersama Kelompok Tani Gampong Balohan, melakukan panen salak di kebun milik Sarbini. Foto: sabangkota.go.id
Pj Wali Kota Sabang Reza Fahlevi didampingi Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Sabang Fakri, bersama Kelompok Tani Gampong Balohan, melakukan panen salak di kebun milik Sarbini. Foto: sabangkota.go.id

Sabang – Penjabat Wali Kota Sabang Reza Fahlevi menyarankan petani salak di pulau itu memasarkan komoditas buah tersebut dalam kemasan yang menarik dan ramah lingkungan.

“Contohnya dalam hal packaging yang masih menggunakan plastik, mungkin bisa diubah dengan eumpang (karung), selain ramah lingkungan juga lebih menarik khususnya bagi tamu-tamu,” ujar Reza saat panen salak bersama kelompok tani di salah satu kebun kawasan Balohan, Selasa sore lalu.

Sebelumnya, Reza juga menyarankan petani salak bekerjasama dengan Disperindagkop dan UKM Kota Sabang dalam meningkatkan pemasaran salak yang lebih menarik sesuai kebutuhan turis dan wisatawan.

Menurut Reza, salak merupakan tanaman unggulan yang telah memberikan dampak positif bagi ekonomi masyarakat. Salak Sabang, kata dia, telah mendapatkan sertifikat tanda daftar varietas tanaman lokal dari Kementerian Pertanian, sebagai salak berkualitas.

“Yang perlu ke depan kita lakukan adalah bagaimana tetap menjaga kualitas dari salak Sabang ini, dan juga memperluas area tanah agar produksinya lebih banyak. Tentu lebih banyak petani yang terlibat akan memberi kontribusi besar bagi peningkatan ekonomi masyarakat,” ujar Reza, dikutip Kamis, 13 Juni 2024.

Ia menambahkan, lahan pertanian Kota Sabang sangat baik dan menjanjikan untuk tanaman unggulan lain seperti cengkeh, coklat, pinang dan nilam. Selain panen salak, Reza juga memantau perkembangan bantuan Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO) yang diberikan untuk kelompok tani Salak Sabang.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Sabang, Fakri mengatakan ada 35 petani Salak Sabang yang masih bekerja hingga saat ini. Tahun ini, kata Fakri, dinas sudah mulai memperbanyak benih untuk disalurkan kepada petani-petani lain agar lahan salak semakin luas. Menurut dia, jumlah produksi salak yang ada saat ini masih belum mencukupi permintaan.

“Rata-rata dua setengah sampai tiga kilogram per tandan sekali panen. Salak ini tidak selalu semua pohonnya berbuah, perlu ada proses dan perawatan rutin tentunya dalam merawat kebun salak,” jelasnya. Seperti halnya memberantas hama, kata Fakri, umumnya petani di Sabang menggunakan pagar kawat yang kokoh dan terawat untuk mencegah masuknya hama babi.[]

Komentar

Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy