Perjalanan Panjang Aceh Memperbaiki Peringkat PON

Atlet anggar asal Aceh, Ummi Nadira (medali emas) dan Bivani Ivana (medali perak) sedang foto bersama. Foto: MO PON Aceh/Taufik Ar-Rifai
Atlet anggar asal Aceh, Ummi Nadira (medali emas) dan Bivani Ivana (medali perak) sedang foto bersama. Foto: MO PON Aceh/Taufik Ar-Rifai

Banda Aceh – Sejak PON 2008 hingga PON 2024, kontingen Aceh mencatat kemajuan signifikan. Pada PON XVII yang digelar tahun 2008 di Kalimantan Timur, Aceh mengoleksi 4 medali emas, 4 perak, dan 10 perunggu. Dengan capaian itu, Aceh harus puas berada di peringkat 23. Meskipun belum terlalu mengesankan, ini menjadi titik awal perjuangan kontingen Aceh dalam persaingan di kancah nasional.

Empat tahun setelah itu, atau tepatnya pada tahun 2012, giliran Riau mendapat kehormatan menyelenggarakan hajatan olahraga berskala nasional ini. Pada PON XVIII, Aceh membawa pulang 3 emas, 5 perak, dan 18 medali perunggu. Sayangnya, Aceh mengalami penurunan peringkat dari PON sebelumnya, yakni posisi 25. Meskipun ada peningkatan dalam perolehan medali perunggu, posisi Aceh di klasemen akhir malah menurun.

Saat penyelenggaraan PON XIX tahun 2016 di Jawa Barat, Aceh mulai ‘tancap gas’ dan memperlihatkan perkembangan yang signifikan. Kontingen Serambi Mekah berhasil menduduki peringkat 17 dengan perolehan 8 medali emas, 7 perak, dan 9 medali perunggu. Ini menandai kebangkitan Aceh di pentas PON dan menjadi pondasi yang kuat untuk prestasi di masa mendatang.

Pada PON 2021 yang diadakan di Papua, Aceh mencatat peningkatan lebih besar. Kontingen Aceh naik ke peringkat 12 dengan perolehan 11 medali emas, 7 medali perak, dan 11 medali perunggu. Hasil ini menunjukkan bahwa Aceh semakin kompetitif di ajang nasional, dengan semakin banyak atlet yang berhasil meraih medali emas.

Puncak perjalanan panjang Aceh dalam pesta olahraga nasional akhirnya tercapai pada PON XXI 2024 saat Aceh menjadi tuan rumah bersama Sumatera Utara. Kontingen tuan rumah mencatat prestasi gemilang dengan meraih 65 medali emas, 48 medali perak, dan 79 medali perunggu, yang membawa Aceh menempati peringkat 6 secara nasional. Ini merupakan pencapaian tertinggi yang pernah diraih Aceh dalam sejarah PON, menunjukkan dominasi atlet tuan rumah di beberapa cabang olahraga dan kesiapan sebagai tuan rumah yang sukses.

Capaian fenomenal Aceh dalam PON kali ini sejalan dengan ucapan Ketua KONI Aceh, Kamaruddin Abubakar alias Abu Razak, yang menargetkan masuk dalam 10 besar klasemen perolehan medali.

“Melihat prestasi kita pada dua gelaran PON sebelumnya yang semakin meningkat, maka KONI bersama Pemerintah Aceh menargetkan Kontingen Aceh masuk 10 besar pada gelaran PON XXI,” ucap Abu Razak pada Apel Siaga dan Pemantapan Kesiapan Atlet Aceh Mengikuti PON XXI/2024 Aceh-Sumut di Anjong Mon Mata, Senin, 13 Mei 2024.

Perjalanan panjang ini menunjukkan bahwa Aceh terus berbenah dan berkembang dalam dunia olahraga nasional. Dari posisi ke-23 di PON 2008 hingga peringkat 6 di PON 2024, Aceh membuktikan bahwa dengan kerja keras dan dedikasi, prestasi besar dapat dicapai.[]

Komentar

Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy