Banda Aceh – Penyelengaraan festival budaya dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam mendorong perekonomian daerah. Selain berfungsi sebagai alat untuk memperkenalkan budaya, festival memberikan manfaat ekonomi seperti penjualan barang konsumsi, hunian kamar, transportasi, objek wisata yang ada di sekitar kawasan/kota tempat diselenggarakan event, penjualan merchandise serta lapangan kerja.
“Selain itu, penyelenggaraan festival juga dapat menarik wisatawan mancanegara yang dapat membuka iklim investasi yang lebih baik di daerah,” tulis pihak Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh tentang Dampak Penyelenggaraan Festival bagi Perekonomian Daerah, dalam Laporan Perekonomian Provinsi Aceh Februari 2024, dikutip pada Senin, 10 Juni 2024.
Festival adalah jenis event yang berkembang dari budaya dan biasanya memberikan izin kepada masyarakat dan pengunjung untuk terlibat langsung dalam acara tersebut.
Misalnya, Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) menjadi salah satu upaya untuk melestarikan nilai-nilai budaya, sejarah, dan adat istiadat Aceh. Terdapat beberapa kegiatan dalam PKA VIII pada November 2023. Di antaranya, pawai budaya, pameran, festival kuliner, seminar internasional, pertunjukan dan lomba seni budaya, lomba permainan rakyat, festival busana, festival adat budaya, business matching, serta anugerah budaya.
Penyelenggaraan PKA—sebagai salah satu jenis festival—berdampak terhadap perekonomian Aceh. Ini tercermin dari meningkatnya Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel pada periode kegiatan. Pada November 2023, TPK Provinsi Aceh mencapai 39,32%, lebih tinggi dibandingkan Oktober 2023 sebesar 33,64%. Hal serupa terlihat dari peningkatan jumlah wisatawan, konsumsi rumah tangga, dan sektor perdagangan yang meningkat pada periode penyelenggaraan kegiatan tersebut.
“Melihat kesuksesan budaya (PKA) tersebut, tentu penyelenggaraan festival di Provinsi Aceh patut untuk ditingkatkan,” tulis KPw BI Provinsi Aceh.
Provinsi Aceh memiliki berbagai kekayaan budaya mulai dari tari-tarian, tenun, dan masih banyak lagi. Aceh juga memiliki sejarah peradaban serta keindahan alam yang dapat dioptimalkan. Potensi tersebut dapat dioptimalkan melalui penyelenggaraan festival atau kegiatan serupa lainnya.
Dengan penyelenggaraan festival tersebut, diharapkan potensi yang ada di Provinsi Aceh semakin dikenal luas oleh wisatawan lokal maupun mancangera. Dalam jangka panjang, dengan semakin dikenalnya Aceh diharapkan dapat mendorong iklim investasi yang lebih baik bagi daerah ini.
“Melihat potensi manfaat dari penyelenggaraan festival, ke depan perlu adanya penguatan sinergi yang kuat antar-stakeholders untuk bersama-sama dalam mendorong promosi potensi yang ada di Aceh melalui penyelenggaraan festival sehingga dapat mendorong perekonomian provinsi ini di masa depan,” tulis KPw BI Provinsi Aceh.
Pertumbuhan Ekonomi Aceh 2023-2024
Menurut KPw BI Provinsi Aceh, pada triwulan IV 2023, ekonomi Aceh tumbuh sebesar 4,15% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 3,78% (yoy).
Keseluruhan tahun 2023, ekonomi Aceh tumbuh sebesar 4,23% (yoy), stabil dibandingkan pertumbuhan tahun 2022 sebesar 4,21% (yoy). Penyelenggaraan Pekan Kebudayan Aceh (PKA), pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN), dan stabilnya inflasi menjadi penopang pertumbuhan ekonomi pada tahun laporan.
Kinerja perekonomian Aceh pada tahun 2024 diprakirakan tumbuh 3,92%-4,72% (yoy) atau berpotensi lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya (4,23%, yoy). Membaiknya pertumbuhan ekonomi tersebut dipengaruhi peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah di tengah penyelenggaraan Pemilu 2024 dan Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumatera Utara 2024.
Laju inflasi tahun 2024 diprakirakan berada kisaran batas atas sasaran inflasi nasional sebesar 2,5±1%, sejalan dengan prospek peningkatan inflasi volatile food di tengah penyelenggaraan Pemilu 2024 dan PON Aceh-Sumatera Utara 2024.
Sederet Festival Digelar Disbudpar Aceh 2024
Penelusuran line1.news, Senin (10/6), dalam Rencana Umum Pengadaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh Tahun Anggaran 2024, terdapat 12 kegiatan festival. Beberapa di antaranya sudah dilaksanakan di awal 2024, sisanya pada pertengahan hingga pengujung tahun ini.
Ke-12 kegiatan itu, Sabang Marine Festival dan Launching Khazanah Piasan Nanggroe (KPN) 2024, Aceh Ramadan Festival, Aceh Local Band Festival, Festival Kemilau Pidie, Festival Rapai Provinsi Aceh, dan Festival Rapa’i Puloet Grimpheng Bireuen.
Berikutnya, Bireuen Coffee dan Kuliner Festival 2024, Festival Krueng Daroy, Islamic Fashion Festival, Tamiang Art dan Food Festival, Kegiatan Festival Tari Kreasi, dan Coffee & Culinary Festival.
Promosi Potensi Pariwisata Aceh
Pj. Sekda Aceh, Azwardi, mengatakan Pemerintah Aceh melalui Disbudpar Aceh terus mempromosikan potensi kepariwisataan Serambi Makkah lewat beragam festival budaya dan atraksi wisata. Setiap pelaksanaan event diupayakan dapat mengangkat nilai-nilai terbaik Aceh sehingga mendukung citra positif daerah.
Misalnya, kata Azwardi, pelaksanaan Aceh Ramadan Festival 2024. ARfest yang telah masuk tahun ke-6 penyelenggaraan ini semakin menguatkan identitasnya sebagai hallmark event daerah Aceh yang merupakan salah satu destinasi wisata halal unggulan di Indonesia.
“Event ini pun menawarkan pengalaman Ramadan yang sarat dengan perjalanan spiritual dalam balutan tradisi dan budaya Aceh,” tutur Azwardi saat membuka ARfest24 di Kompleks Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Jumat (29/3) lalu.[](Rma)
Komentar
Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy